Komisi II DPRD Kota Tangerang Soroti Minimnya Serapan Tenaga Kerja Lokal dan Kekurangan Alkes di RSUD Benda

RASIOO.id – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang menyoroti rendahnya serapan tenaga kerja lokal dalam rekrutmen non-ASN Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) 2025 di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes), termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Benda dan sejumlah puskesmas.

Anggota Komisi II DPRD Kota Tangerang, Mustofa Kamaludin, menilai perlu adanya evaluasi mendalam terhadap proses rekrutmen tersebut agar sesuai dengan semangat program Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, yakni “Gampang Kerja.”

“Nanti kita akan evaluasi, karena potensi wilayah juga harus dilihat berdasarkan kebutuhan. Kalau memang masyarakat sekitar belum memenuhi standar yang dibutuhkan, ya tentu harus ada solusi agar mereka bisa ditingkatkan kompetensinya,” ujar Mustofa yang akrab disapa Bang Ganyong, Rabu, 12 November 2025.

Ia menegaskan, Komisi II DPRD akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) atau hearing dengan Dinas Kesehatan setelah proses rekrutmen rampung, guna membahas hasil pelaksanaannya secara menyeluruh.

“Artinya, nanti kita akan evaluasi bersama Dinas Kesehatan setelah rekrutmen ini selesai, karena sejauh ini belum ada pembahasan evaluatif dengan dinas,” tambahnya.

Selain isu tenaga kerja, Mustofa juga menyoroti keterbatasan alat kesehatan (alkes) di RSUD Benda yang dinilainya masih belum terpenuhi secara optimal. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat pemotongan transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah.

“Kalau kekurangan pasti ada. Program yang sudah kita anggarkan mengalami pengurangan karena potongan transfer pusat. Total pemotongan anggaran pusat ke Kota Tangerang saat ini mencapai sekitar Rp402 miliar. Jadi bisa dipastikan ada kebutuhan yang tertunda, termasuk untuk alkes,” jelasnya.

RSUD Benda yang sudah beroperasi sekitar satu tahun disebut masih membutuhkan banyak penyempurnaan fasilitas. Mustofa mengakui, target pemenuhan kebutuhan RSUD di tahun 2025 harus dilakukan secara bertahap karena dampak pemangkasan dana tersebut.

“Kalau tidak ada potongan transfer pusat Rp402 miliar itu, seharusnya kebutuhan sudah bisa terpenuhi tahun ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mustofa menyampaikan bahwa pihaknya akan membahas strategi untuk menutup defisit anggaran dan mencari sumber pendapatan lain agar pelayanan kesehatan di RSUD Benda tidak terganggu.

“Target jangka panjang kami pada tahun 2026 adalah seluruh kebutuhan alat kesehatan RSUD Benda dapat terpenuhi, meski hal itu tetap bergantung pada kebijakan transfer pusat,” pungkasnya.

Simak rasioo.id di Google News

Komentar