Vonis Mati Herry Wirawan Dinilai Adil Oleh Ridwan Kamil, Ini Riwayat Kasusnya!

RASIOO.id – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. merespon positif penolakan kasasi yang diajukan Herry Wirawan ke Mahkamah Agung RI . Emil menilai putusan tersebut merupakan hukuman yang seadil-adilnya di dunia ini.

“Mahkamah Agung Menolak Kasasi. Herry Wirawan tetap akan dihukum mati. Hukum dunia ini, insya Allah, seadil-adilnya hukum,” tulis Emil di akun Instagram, @ridwankamil .

Mahkamah Agung (MA) memutuskan menolak meringankan vonis terhadap Herry Wirawan. Artinya, hukuman mati terhadap Herry si pemerkosa belasan santri itu sudah memiliki kekuatan hukum tetap.

Sebelumnya, Herry divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Negeri (PN) Bandung setelah dituntut hukuman mati oleh jaksa. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung lalu mengabulkan banding yang diajukan jaksa pada April lalu. Berkat hal ini, hukuman Herry menjadi vonis hukuman mati.

Kasus yang Menjerat Herry

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut menyebut kasus itu terungkap saat salah satu korban pulang ke rumah tahun lalu. Kala itu dia hendak merayakan Hari Raya Idul Fitri. Orangtua korban saat itu melihat ada yang berubah pada anaknya, hingga diketahui anaknya hamil. Orangtua korban kemudian melapor ke Polda Jabar dengan pendampingan kepala desa setempat.

Perbuatan Herry Wirawan memang benar-benar bejat. Tak hanya meninggalkan trauma psikologis dan mental, para korban harus menanggung beban menjadi orangtua saat usia masih belia. Akibat perbuatan Herry Wirawan, ada 9 bayi yang dilahirkan para korban. Salah satu korban bahkan sampai melahirkan dua anak dari perbuatan asusila guru pesantren itu. Korban yang melahirkan dua anak baru berusia 14 tahun. Dari belasan korban Herry, 11 di antaranya berasal dari Garut, Jawa Barat. Mereka memiliki pertalian saudara serta bertetangga.

Beragam tipu daya dilakukan Herry Wirawan agar para korban menutup rapat aibnya. Korban diiming-imingi menjadi polwan hingga dibiayai kuliahnya. Selama beberapa tahun korban juga dieksploitasi untuk bekerja di bagian tata usaha. Salah satu tugasnya yakni membuat proposal untuk mencari dana. (*)

Editor : Ramadhan

 

Lihat Komentar