Akademisi Hingga Aktivis Beramai-ramai Ragukan Hasil Penelitian Lembaga Survei Vinus Pimpinan Yus Fitriadi

RASIOO.id – Peneliti dari Laboratorium Ilmu Politik Universitas Nasional, Asran Jalal, meragukan validitas hasil survei yang dirilis oleh lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) mengenai tingkat keterpilihan pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bogor.

Asran mengungkapkan bahwa hasil survei tersebut perlu diuji ulang dan dibandingkan dengan survei dari lembaga riset opini publik lain yang juga mengukur preferensi pemilih di Pilwalkot Bogor.

“Harus ditelusuri sejauh mana pengalaman dan pemahaman para penelitinya. Apakah memang punya dasar pengetahuan sebagai peneliti politik atau ternyata tidak ada,” ujar Asran, menanggapi rilis survei LS Vinus yang menempatkan paslon Dedie A. Rachim-Jenal Mutaqin di puncak keterpilihan.

Lebih lanjut, Asran menjelaskan bahwa setiap lembaga survei opini publik harus menggunakan metodologi penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Selain itu, lembaga survei opini publik juga diawasi oleh badan organisasi resmi yang menaungi lembaga-lembaga tersebut, seperti Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi).

Menurut Asran, jika LS Vinus tidak terdaftar di Persepi, maka hasil surveinya perlu diragukan.

“Tinggal cek saja apakah LS Vinus terdaftar dan aktif dalam Persepi. Bila tidak, patut dipertanyakan kapasitasnya,” tegas Asran.

Asran juga menyoroti perbedaan antara lembaga survei yang terakreditasi dengan laboratorium riset politik di universitas, yang beroperasi di bawah prinsip-prinsip akademik dan memiliki standar akreditasi yang jelas.

Menurutnya, keberadaan lembaga survei yang tidak tersertifikasi, terutama menjelang pilkada, masih menjadi masalah di berbagai daerah.

“Sangat banyak, terutama di daerah-daerah, bermunculan lembaga survei menjelang pilkada yang kualitasnya dipertanyakan,” ujar Asran.

Meski begitu, ia menyayangkan bahwa lembaga survei semacam itu tetap dapat mempengaruhi opini masyarakat melalui data yang mereka rilis.

Aktivis 98 Ikut Angkat Suara

Aktivis 98 dan Ketua Front Pemuda Penegak Hak Rakyat (FPPHR), Fery Ariyanto Batubara, menegaskan bahwa hasil survei yang menempatkan pasangan Rena Da Frina-Teddy Risandi di posisi terakhir dalam Pilwalkot Bogor tidak bisa dijadikan acuan yang valid. Fery meragukan kredibilitas survei yang dikeluarkan oleh LS Vinus karena tidak menyertakan informasi penting seperti margin of error.

“Beberapa pemberitaan yang saya baca tentang survei LS Vinus tidak mencantumkan margin of error. Jadi, menurut saya, hasilnya tidak bisa dijadikan pegangan,” ujar Fery, yang juga merupakan aktivis dari Rumah 98.

Fery menambahkan, transparansi mengenai metodologi dan kuesioner yang digunakan dalam survei tersebut juga tidak dijelaskan saat konferensi pers, sehingga mempengaruhi kepercayaan publik terhadap hasil survei.

Menurutnya, informasi mengenai metodologi penelitian sangat penting untuk memberikan gambaran akurat mengenai proses survei.

Lebih lanjut, Fery menyatakan bahwa meskipun hasil survei sudah dirilis, pertarungan politik belum sepenuhnya dimenangkan oleh pasangan mana pun.

Ia mengutip Indonesianis Marcus Mietzner dalam risetnya yang berjudul “Political Opinion Polling in Post-authoritarian Indonesia: Catalyst or Obstacle to Democratic Consolidation?” yang menjelaskan bahwa masa kampanye sering kali memunculkan banyak lembaga survei yang mampu mengubah dinamika politik.

“Pemilu, pilpres, dan pilkada bukan hanya sekadar pesta demokrasi yang memungkinkan rakyat memilih langsung, tetapi juga titik balik yang mengubah pandangan elit politik terhadap survei politik,” tambah Fery, yang juga mantan aktivis Forkot.

Fery mengingatkan agar masyarakat tetap kritis dalam menilai hasil survei yang muncul selama masa kampanye, terutama yang tidak transparan dalam metode dan data.

Menurutnya, survei politik memang dapat memberikan gambaran awal, tetapi tidak selalu mencerminkan hasil akhir.

Yus Fitriadi saat memberikan persentasi di LS Vinus.(dok.pribadi)

Sebelumnya, LS Vinus yang dipimpin Yus Fitriadi merilis survei terbaru mengenai Pilwalkot Bogor, dengan hasil menunjukkan pasangan Dedie A. Rachim-Jenal Mutaqin berada di posisi teratas dengan tingkat keterpilihan 44,38 persen.

Di posisi kedua, pasangan Sendi Fardiansyah-Melli Darsa memperoleh 20,38 persen, disusul oleh pasangan Dokter Rayendra-Eka Maulana dengan 17,75 persen. Posisi selanjutnya diisi oleh pasangan Atang Trisnanto-Annida Alivia dengan 4,25 persen, dan di urutan terakhir pasangan Rena Da Frina-Ahmad Teddy Risandi dengan 3,25 persen.

Asran mengingatkan masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai hasil survei, terutama yang datang dari lembaga yang belum terbukti kredibilitasnya, agar tidak terpengaruh oleh informasi yang bisa saja bias.

Berita ini belum terkonfimrasi ke pimpinan LS Vinus Yus Fitriadi.

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar