Akademisi Respons Positif Nama Jalan Multibahasa di Kabupaten Bogor: Simbol Toleransi dan Identitas Budaya

 

RASIOO.id – Pengamat sosial budaya dari Universitas Pakuan, Dr. Agnes Setyowati, menilai penggunaan nama jalan dalam tiga bahasa di Kabupaten Bogor sebagai simbol toleransi dan penguatan identitas budaya lokal.

“Pemasangan nama jalan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan aksara Sunda bukan sekadar penamaan, tapi cerminan keberagaman sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Bogor,” ujar Agnes di Bogor, Selasa, 6 Mei 2025.

Baca Juga: Jadi Nama Jalan di Kawasan Stadion Pakansari, Ini Profil Singkat Raden Ipik Gandamana

Pemerintah Kabupaten Bogor di bawah kepemimpinan Bupati Rudy Susmanto mulai menerapkan papan nama multibahasa di sejumlah ruas jalan. Beberapa jalan juga diberi nama tokoh nasional, seperti Jalan Ipik Gandamana di lingkar Stadion Pakansari, Jalan Jenderal Sudirman di ruas Pakansari–Kandang Roda, dan Jalan Soekarno-Hatta di ruas Kandang Roda–Tugu Pancakarsa.

Menurut Agnes, penamaan multibahasa tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga memperkaya edukasi publik dan mendukung pelestarian bahasa daerah. “Ini menjadi alat pendidikan yang efektif sekaligus menginspirasi generasi muda untuk menghargai warisan budaya mereka,” katanya.

Ia juga menilai langkah ini bisa meningkatkan daya tarik pariwisata dan menunjukkan wajah Kabupaten Bogor sebagai kota yang ramah bagi wisatawan internasional.

“Dengan menggabungkan bahasa lokal, nasional, dan internasional, Bogor menunjukkan kebanggaannya terhadap akar budaya, sembari terbuka terhadap pengaruh global. Ini wujud dari kota yang inklusif dan adaptif,” paparnya.

Agnes menyebut, dalam konteks globalisasi, nama jalan multibahasa bisa menjadi simbol keterbukaan, toleransi, dan semangat multikulturalisme. “Ini menunjukkan bahwa masyarakat Bogor menghargai keragaman budaya dan siap menyongsong masa depan dengan tetap menjaga warisan lokal,” tandasnya.

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar