RASIOO.id – Siswa SDN Gunungsari 04, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor tak pernah menyangka bahwa kerusakan sekolahnya bakal ramai disorot.
Video yang beredar, kemirisan terjadi saat para siswa sedang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM), tiba-tiba atap sekolah yang digunakan belajar itu roboh.
Untungnya, tidak ada murid yang terkena reruntuhan itu. Untungnya, sang guru merekam detik-detik runtuhnya atap tersebut. Sehingga langsung direspon pemerintah Kabupaten Bogor.
Kepala Sekolah SDN Gunungsari 04, Zubaidah mengatakan, ada sebanyak lima ruang kelas yang bangunannya sudah tak layak pakai.
Mirisnya, kelima kelas ini memasuki usia 39 tahun tak menyentuh perbaikan total sejak 1984. Padahal, lokasi sekolah tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor di Cibinong.
“Pernah diperbaiki poles-poles tembok, sampai rangka baja ringan untuk atapnya, genteng masih pakai yang lama. Perbaikan itu tahun 2012,” kata Zubaidah, Jumat 8 Agustus 2025.
Baca Juga: Hampir Setahun, Siswa SDN Cempaka di Gunung Sindur Kabupaten Bogor Terpaksa Belajar di Lantai
Zubaidah juga menceritakan kejadian vidio yang tersebar di media sosial. Rupanya, kejadian jatuhnya atap plafon SDN Gunungsari 04 itu terjadi pada bulan Maret lalu. Saat itu, salah seorang guru sedang mengajar. Lalu, ada satu murid yang mendengar suara retakan seperti benda yang akan patah dari langit-langit kelas.
“Terus guru yang disana itu melihat ke atas refleks megang HP terus direkam, syukurnya dia berpindah tempat jadi engga tertimpa guru,” ujar Zubaidah.
Zubaidah mengatakan, sebelum atap-atap langit itu terekam jatuh dan hampir menimpa guru yang sedang mengajar, hampir tiap hari anak-anak di kelas was-was tertimpa runtuhan plafon besar. Karena tiap harinya ada saja bagian kecil plafon yang jatuh.
“Jadi hampir setiap hari itu berjatuhan, karena itu kemarin sudah memprihatinkan akhirnya kita rapihkan supaya tidak menimpa siswa-siswi besoknya kita mendatangkan orang,” kata Zubaidah.
Zubaidah juga memastikan tidak ada korban luka dari murid yang menimba ilmu di ruang kelas yang sudah berdiri 39 tahun lamanya itu.
“Alhamdulillah si tidak, jadi anak-anak itu karena kejadiannya hampir sering, Jadi anak-anak itu jadi guyonan, tapi kita kan sebagai orang tua takut ya, walaupun hanya plafon kalau kena anak kan pasti ada luka dan trauma anak-anak itu, jadi tidak nyaman waktu KBM,” kata dia.
Simak rasioo.id di Google News











Komentar