RASIOO.id – Sejumlah pemilik yayasan Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Tangerang mengaku resah atas dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum mengatasnamakan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK) setempat.
Mereka diminta memberikan sejumlah uang untuk berbagai kegiatan, mulai dari praktik manasik haji, workshop, hingga pengesahan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).
Siti, salah seorang pemilik yayasan TK di Kecamatan Cipondoh, menuturkan dirinya keberatan dengan permintaan dana tersebut. Kondisi keuangan yayasan semakin terbebani lantaran jumlah siswa TK tahun ajaran ini mengalami penurunan drastis.
“Kami kerap dimintai sejumlah uang, terutama untuk kegiatan-kegiatan yang istilahnya uang terus. Tahun ini murid TK kami sangat sedikit,” ungkapnya, Minggu, 17 Agustus 2025.
Menurut Siti, pungutan yang diminta IGTK bervariasi, antara lain Rp375 ribu per guru untuk kegiatan workshop, Rp150 ribu untuk pengesahan KOSP, serta biaya manasik haji dan lomba anak sebesar Rp20 ribu per siswa.
“Di bulan ini saja banyak sekali pengeluaran. Kalau pun ada kegiatan, seharusnya jangan ditumpuk di bulan yang sama karena kondisi siswa kami juga terbatas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Siti berharap pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang lebih aktif turun ke lapangan. Ia menilai peran pengawas penting untuk mencegah adanya praktik sekolah fiktif, guru fiktif, maupun pembelajaran yang tidak sesuai standar.
“Tupoksi mereka itu membimbing dan membina sekolah. Kalau tidak pernah turun, bagaimana sekolah bisa berkembang?” tegasnya.
Siti juga menceritakan dirinya pernah mendapat intimidasi dari sejumlah pihak, termasuk pengawas dan pengurus IGTK, setelah menyampaikan kritik melalui grup WhatsApp kedinasan. Mereka datang ke sekolahnya dengan nada marah dan mencari-cari kesalahan.
“Satu dari pihak kota, satu Ketua IGTK, total enam orang datang ke TK saya. Mereka marah-marah dan mempersoalkan yayasan saya yang sudah berdiri 15 tahun. Kami sempat berdebat,” jelasnya.
Merasa tidak tahan dengan perlakuan tersebut, Siti akhirnya melaporkannya langsung kepada Gubernur Banten, Andra Soni. Laporan itu, kata dia, sudah mendapat respons dan akan segera ditindaklanjuti.
“Karena kesal dengan perbuatan oknum itu, saya melaporkannya ke Gubernur Banten. Alhamdulillah sudah direspons,” pungkasnya.
Simak rasioo.id di Google News














Komentar