RASIOO.id – Ase Rukmantara membangunkan kembali ingatan saat dirinya dengan almarhum Tedja Sukmana menciptakan lagu Mars Tegar Beriman. Mars tersebut diciptakan tahun 1992 dan ditetapkan sebagai Mars Kabupaten Bogor melalui Perda Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Mars Tegar Beriman.
Saat Pemkab Bogor memberikan apresiasi kepada pengarang lagu itu, hanya ahli waris almarhum Tedja Sukmana yang dipanggil. Adapun, Ase Rukmantara yang mengaransmen nada lagu, terlewatkan.
Kakek berusia 70 tahun itu, masih mengingat detil-detil bagaimana asal muasal lagu itu diciptakan. Sambil sesekali mengatur nafasnya, Seniman sepuh itu bercerita.
“Tahun 1992, tiba-tiba Bupati pak Eddie Yoso memanggil saya,” ujarnya, saat tim rasioo.id berkunjung ke kediamannya di Gang Askara, Nomor 51, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Senin, 24 Juli 2023.
Eddie Yoso Martadipura adalah Bupati Bogor ke-9. Dia menjabat sejak 1988 menggantikan Soedarjat Nataatmaja, Bupati sebelumnya yang menjabat sejak 1983.
Syahdan, mendapat panggilan dari orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu, Ase Rukmantara yang saat itu menjabat Kepala SDN 01 Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sempat merasa sedikit takut. Meskipun telah lama menjadi guru PNS di Kabupaten Bogor, Ase mengaku jarang berhadapan secara langsung dengan Bupati.
“Ada apa ini bupati memanggil saya,” gumamnya dalam hati.
“Ternyata, saat saya sampai di ruangan beliau, pak Eddie Yoso mengatakan, “Pak Adjat (Soedarjat Nataatmaja-red) menitipkan pak Ase kepada saya,” ujar Ase menirukan apa yang disampaikan Bupati Eddie Yoso kepada dirinya.
Rupanya, sebelum Soedarjat lengser, Ase Rukmantara sempat mewakili Kabupaten Bogor lomba pupuh tingkat Jawa Barat. Ase memenangkan lomba tersebut dan dianggap mengharumkan nama baik Kabupaten Bogor.
“Tahun 1987 saya menjadi juara lomba pupuh Jawa Barat. Karena itu saya dianggap berjasa mengharumkan nama Kabupaten Bogor,” imbuh dia.
Tegar Beriman, Sebuah Permintaan
Setelah menyinggung soal titipan itu, Eddie Yoso kemudian menyodorkan motto Kabupaten Bogor Tegar Beriman kepada Ase Rukmantara. Sepengetahuan Ase, motto itu dicetuskan oleh Dinas Pendidikan. Kepadanya, Eddie Yoso kemudian meminta agar motto itu dijadikan lagu.
“Permintaannya agar dijadikan lagu dalam bahasa sunda dan bernuansa agama,” katanya.
Ase Rukmantara yang memang menekuni musik tradisonal sunda sempat menolak secara halus permintaan tersebut. Dengan sedikit merendah, dirinya beralasan tidak mungkin mampu menunaikan tugas itu.
“Tapi pak bupati bilang, pak Ase pasti bisa,” kata dia.
Tak punya alasan lagi, Ase kemudian langsung disodorkan kertas dan pulpen. Saat itu juga dia mulai mengarang lagu dengan bahan utamanya motto Tegar Beriman.
Satu hingga dua kali Ase Rukmantara menemui kesulitan mewujudkan apa yang diharapkan Bupati. Barulah pada karya yang ketiga, Bupati merasa senang. Lagu berbahasa sunda itu diberi judul “Karatagan Bogor” yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan Mars Bogor.
Bupati kemudian memanggil pihak Dinas Pendidikan dan meminta agar Karatagan Bogor diperkanalkan ke sekolah-sekolah.
“Lagu itu sempat dilombakan di sekolah-sekolah,” kata Ase, bangga.
Baca Juga : Sejarah Meriam Kuluwung di Sukamakmur Bogor, Pernah Dipakai di Perang Dunia I
Mengajak Tedja Sukmana
Setelah lagu tersebut jadi, Bupati kembali memanggil Ase Rukmantara ke kantornya. Untuk kedua kalinya, Eddie Yoso meminta Ase membuat ciptaan lagu dengan bahan utamanya motto Tegar Beriman. Bukan versi bahasa sunda. Kali ini, Bupati meminta agar Ase Rukmantara mengarang lagu versi bahasa Indonesia.
“Pak Ase yang bahasa sundanya kan sudah. Sekarang tolong buatkan versi bahasa Indonesia,” kata Bupati, waktu itu.
Mendapat permintaan itu, Ase mengatakan, dirinya seniman yang langgamnya sangat sunda. Karena itu, dia mengaku kesulitan jika menciptakan lagu berbahasa Indonesia.
Bupati Eddie Yoso memaklumi keterbatasan itu. Namun demikian, dia memerintahkan agar Ase mencari bantuan teman sesama seniman yang dia kenal untuk menciptakan lagu Mars Kabupaten Bogor.
Bahan utamanya masih motto tegar beriman. Tapi lagu yang diinginkan berbahasa Indonesia.
Singkat cerita, Ase Rukmantara mengajak Tedja Sukmana. Ase dan Tedja berkawan baik. Selain sama-sama berprofesi sebagai guru, keduanya juga memang menekuni dunia seni. Bedanya, Ase Rukmantara menekuni seni musik tradisional sunda, sementara Tedja Sukmana berlatar belakang seni rupa.
Ase dan Tedja Sukmana hampir setiap hari bertemu. Waktu itu, Tedja Sukmana mengajar di SMP Purwa Bhakti yang gedungnya masih menumpang di SDN 01 Cibeureum. Sekolah dasar yang dikepalai Ase Rukmantara.
Ase dengan semangat mengajak Tedja menggarap proyek tersebut.
“Nanti pak Tedja saya ajak ke Bupati Bogor,” kata Ase kepada kawannya itu.
“Loh ada apa?,” jawab Tedja mendapat tawaran itu.
“Pak Tedja buatkan mars Kabupaten Bogor. Bahasa sundanya mah sudah, tinggal yang bahasa Indonesianya,” sambung Ase menegaskan.
Keduanya setuju menggarap lagu bersama-sama. Tedja menulis lirik lagu yang diminta. Lalu, Ase memberikan sentuhan nada bernuansa sunda.
Lirik lagu yang ditulis Tedja diberi judul Mars Tegar Beriman. Sentuhan nuansa sunda dimasukan pada bagian reff lagu tersebut. Mereka berdua terlibat diskusi hangat menggarap karya fenomenal itu.
“Kurang lebih satu minggu,” kata Ase soal berapa lama karya itu mereka ciptakan.
Setelah lagu selesai ditulis, Ase mengajak Tedja menemui Bupati Bogor untuk menyerahkan karya mereka. Lirik yang ditulis oleh Tedja Sukmana, dan nada yang mereka ciptakan berdua.
Mereka membawa dua naskah lagu. Pertama, lagu berjudul Karatagan Kabupaten Bogor yang merupakan penyempurnaan dari karya yang diciptakan Ase sebelumnya. Gubahan lagu itu memasukan unsur Kabupaten yang sempat terlewatkan.
Naskah kedua, berjudul Mars Tegar Beriman yang ditulis Tedja Sukmana berbahasa Indonesia. Tulisan juga dibedakan dari sisi notasi nada. Ase melengkapi karyanya dengan pengantar musik notasi angka. Adapun Tedja Sukmana menulis notasi balok untuk melengkapi mars tegar beriman.
“Pak Tedja pintar kalau pakai not balok,” kata Ase.
Pertemuan membahas lagu yang dilatarbelakangi motto tegar beriman berlangsung. Bupati memanggil jajaran Dinas Pendidikan untuk hadir dalam pertemuan itu.
Baca Juga : Rizky Bayu Pradana, Sosok Inspiratif Sukses Bertani di Usia Muda
Bogorku dan Bogormu, Ego Pengarang
Di ruang rapat Bupati Bogor, Ase Rukmantara, almarhum Tedja Sukmana dan sejumlah pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor beradu argumen. Ada perwakilan Dinas Pendidikan yang kurang setuju jika lagu Mars Tegar Beriman yang dikarang Tedja dan Ase Rukmantara dijadikan mars Kabupaten Bogor.
Ase menceritakan, salah satu pejabat Disdik yang menilai negatif atas karya mereka bernama Kosasih. Menurut pejabat itu, lirik lagu berjudul mars Tegar Beriman yang ditulis Tedja Sukmana masih terlalu hampa dari nilai-nilai kebogoran.
Menengahi situasi itu, Eddie Yoso berkata.
“Ini kan karya orang, harus kita hargai dong! Pak Ase saja menghargainya,” kata Bupati seperti yang diingat Ase Rukmantara.
Lalu pihak Disdik menjawab, “Iya pak. Tetapi, ciptaan lagu teh bukan barang hampa,” sambung Ase.
Perdebatan tidak menemui ujung. Tedja Sukmana yang kurang menyukai perdebatan memilih pasrah. Tapi beda dengan Ase Rukmantara. Sebagai seniman, dia merasa setiap karya harus dihargai. Apalagi lagu mars Tegar Beriman yang memang dia bersama Tedja Sukmana harus berpikir cukup keras mewujudkan karya tersebut.
Bupat Eddie Yoso tak ingin situasi itu berlarut panjang. Sebagai jalan tengah, Bupati meminta pihak Disdik untuk menciptakan lagu baru. Lagu itu diciptakan Kosasih dengan judul “Bogormu, Bogorku”.
Ase dan Tedja tak ingin karyanya diremehkan orang lain. Apalagi oleh mereka yang dianggap tidak mengerti banyak soal musik. Akhirnya, mars Tegar Beriman yang dipilih.
Selain itu, ada juga versi bahasa sunda berjudul Karatagan Bogor yang memang lebih dulu diciptakan. Lagu berbahasa sunda itu, sepenuhnya dikarang Ase Rukmantara, baik lirik maupun nadanya.
Namun sayang, mars Tegar Beriman yang berbahasa Indonesia yang kemudian gencar disosialisasikan. Sementara Karatagan Kabupaten Bogor yang berbahasa sunda sedikit terabaikan.
Baca Juga : Kota Bogor Kini Miliki Maskot Baru RuBo alias Rusa Bogor
Bimbang Tedja ke Rumah Tuhan
Bupati Eddie Yoso Martadipura nampak sangat senang karena motto Tegar Beriman kini telah menjadi lagu. Untuk mengapresiasi kepada pencipta karya tersebut, Bupati memberikan hadiah kepada Tedja Sukmana dan Ase Rukmantara berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
Tedja Sukmana yang berprofesi sebagai guru dengan gaji pas-pasan, dilanda perasaan senang sekaligus bimbang atas hadiah itu.
Jika diperkenankan meminta, Tedja sebenarnya menginginkan agar ongkos berangkat ke “Rumah Tuhan” itu diganti dalam bentuk uang. Tedja belum punya rumah untuk tempat tinggal keluarganya. Dia ingin agar hadiah tersebut dicairkan dalam bentuk uang agar bisa digunakan untuk membangun rumah.
Ase membujuk Tedja.
“Pak Tedja, mungkin memang rejeki kita ke tanah suci. Ya, sudah berangkat saja,” kata dia.
Akhirnya, mereka berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji di Baitullah. Tedja mengubur asa membangun rumah. Hingga meninggal dunia, seniman penulis lagu mars tegar beriman itu tidak memiliki tempat tinggal.
Perda dan Perlakuan tak Sama
Pemkab Bogor menetapkan Perda Nomor 3 Tahun 2015 tentang Mars Tegar Beriman. Bupati Bogor yang saat itu dijabat Nurhayanti memberikan hadiah kepada ahli waris Tedja Sukmana. Hadiah tersebut berupa uang sebesar Rp350 juta.
Nilai itu tak lepas dari kisah kesulitan ekonomi yang sempat dialami almarhum hingga tak bisa membangun rumah. Nominal tersebut dianggap cukup untuk membangun sebuah rumah yang layak tinggal. Ahli waris membangunkan rumah untuk ditinggali istri almarhum, di daerah Cibeureum, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Adapun, Ase Rukmantara nampaknya terlewat dalam catatan sejarah penciptaan lagu yang membangkitkan semangat kecintaan warga Bumi Tegar Beriman itu. Pada kesempatan itu, Pemkab Bogor tidak memberikan apa-apa.
Entah karena kesulitan mencari alamat rumahnya, atau memang karena adanya perbedaan cara membaca sejarah pencipataan lagu tersebut.
Namanya baru muncul, saat DPRD Kabupaten Bogor memberikan apresiasi kepada pengarang Mars Tegar Beriman di Hari Jadi Bogor ke 541, tahun 2023.
“Terimakasih atas perhatiannya kepada kami para seniman yang sudah tidak berdaya. Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan segala hal yang lebih baik,” katanya.
Kendati demikian, sebagai seorang manusia, Ase Rukmantara juga berharap Pemerintah Kabupaten Bogor memberikan apresiasi terhadap karyanya.
“Saya tidak iri dengan pak Tedja, malah saya senang,” kata dia.
Simak rasioo.id di GoogleNews