RASIOO.id – Sejarah pemilihan umum di Indonesia merangkum perjalanan panjang menuju demokrasi yang semakin matang. Dari masa kolonial hingga saat ini, pemilu telah menjadi sarana utama untuk menentukan wakil rakyat dan membentuk pemerintahan yang representatif.
Era Kolonial (1935-1955): Pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan pada tahun 1935, di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun masih terbatas pada kalangan tertentu, pemilu ini menciptakan semangat partisipasi politik yang kemudian tumbuh bersama perjuangan kemerdekaan.
Era Kemerdekaan (1955-1965): Pasca Proklamasi Kemerdekaan, Indonesia menyelenggarakan pemilu pertamanya pada tahun 1955. Pemilu ini menandai langkah awal menuju demokrasi yang inklusif. Partisipasi masyarakat semakin meluas, mencerminkan semangat nasionalisme dan tekad untuk membangun negara yang demokratis.
Baca Juga : Jejak Sejarah Jembatan Cisadane Kota Tangerang: Melintasi Arus Waktu dan Sungai
Menurut catatan dari berbagai literatur, Pemilu 1955 diikuti oleh lebih dari 30 partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perseorangan.
Mereka semua mewakili beragam latar belakang politik, ideologi, sampai organisasi masyarakat yang berbasis kedaerahan, etnis, serta ras. Partai politik yang mengikuti Pemilu 1955 antara lain:
- Partai Nasional Indonesia (PNI)
- Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
- Partai Nahdlatul Ulama (NU)
- Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
- Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
- Partai Katolik Partai Sosialis Indonesia (PSI)
- Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
- Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
- Partai Rakyat Nasional (PRN)
- Partai Buruh Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
- Partai Rakyat Indonesia (PRI)
- Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
- Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba)
- Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki)
- Persatuan Indoenesia Raya (PIR)
- Wongsonegoro Grinda Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
- Persatuan Dayak (PD)
- PIR Hazairin
- Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)
- Angkatan Kemenangan Umat Islam (AKUI)
- Persatuan Rakyat Desa (PRD)
- Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)
- Angkatan Comunis Muda (Acoma)
- R. Soedjono Prawirosoedarso (perseorangan), dan lainnya.
Sistem yang digunakan pada Pemilu 1955 adalah perwakilan proporsional dengan tiap daerah pemilih mendapatkan jumlah kursi atas dasar jumlah penduduknya. Setiap daerah berhak mendapatkan jatah minimal enam kursi untuk Konstituante dan tiga kursi untuk parlemen. Setiap daerah berhak mendapatkan jatah minimal enam kursi untuk Konstituante dan tiga kursi untuk parlemen. Pemilu dilakukan dua kali, yang pertama pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota-anggota DPR.
Era Orde Lama (1966-1998):