RASIOO.id – Metode Sainte-Laguë, sebuah sistem perhitungan matematika yang diperkenalkan oleh Andre Sainte-Laguë pada tahun 1910, kembali menjadi pusat perhatian dalam pembagian kursi DPR pada Pemilu 2024. Metode ini memanfaatkan bilangan pembagi ganjil seperti 1, 3, 5, 7, dan seterusnya untuk menentukan perolehan kursi bagi partai politik berdasarkan jumlah suara yang diperoleh.L
angkah-langkah dalam Metode Sainte-Laguë:
- Menentukan Kursi Pertama:
– Setiap partai politik membagi perolehan suaranya dengan angka 1.
– Partai dengan hasil pembagian terbesar mendapatkan kursi pertama.
- Menentukan Kursi Selanjutnya:
– Setelah satu partai memperoleh kursi, pembagian selanjutnya menggunakan angka 3.
– Partai yang belum mendapatkan kursi masih menggunakan angka 1.
- Proses Berlanjut:
– Langkah ini berulang hingga semua kursi terbagi sesuai jumlah yang tersedia.
Contoh Perhitungan Pembagian Kursi:
Misalnya, dalam sebuah daerah pemilihan dengan 6 kursi dan hasil perolehan suara sebagai berikut:
- Partai A: 40.000 suara
- Partai B: 26.000 suara
- Partai C: 20.000 suara
- Partai D: 9.000 suara
- Partai E: 7.000 suara
Pembagian Kursi:
- Kursi Pertama:
– Partai A memperoleh 40.000 suara, sehingga mendapat kursi pertama.
- Kursi Kedua:
– Kursi berikutnya dihitung dengan menggunakan pembagi 3.
– Partai B, dengan 26.000 suara, mendapat kursi kedua.
- Kursi Ketiga:
– Partai C, D, dan E bersaing untuk kursi ketiga.
– Dengan perhitungan, Partai C memperoleh kursi ketiga.
- Kursi Keempat, Kelima, dan Keenam:
– Proses pembagian kursi dilanjutkan dengan pembagi yang semakin tinggi hingga semua kursi terbagi.
Hasil perhitungan ini menentukan perwakilan partai politik di DPR sesuai dengan perolehan suara yang mereka dapatkan, mencerminkan prinsip proporsionalitas dalam representasi politik.
Metode Sainte-Laguë tetap menjadi alat penting dalam memastikan keadilan dalam pembagian kursi DPR, memungkinkan representasi yang seimbang dari berbagai spektrum politik yang ada.
Simak rasioo.id di GoogleNews