Kepala Bappedalitbang Bogor Bawa Konsep “Situ Front City” ke Konferensi Internasional di Filipina

 

RASIOO.id – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, memperkenalkan konsep inovatif “Situ Front City” dalam ajang konferensi internasional 60th ISOCARP World Congress yang berlangsung di New Clark City, Filipina, pada 10-13 September 2024.

Ajat hadir sebagai delegasi mewakili Pemerintah Kabupaten Bogor dan Indonesia dalam forum perencanaan kota dan wilayah yang bergengsi ini.

Ajat menjelaskan bahwa Situ Front City dirancang sebagai solusi untuk menjaga kelestarian kawasan hulu Jabodetabekpunjur, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan hunian yang nyaman dan sejuk di kaki Gunung Salak. Konsep ini menawarkan perumahan vertikal di sekitar danau (situ), yang memaksimalkan penggunaan lahan terbatas namun tetap menyediakan ruang terbuka hijau yang luas.

“Situ Front City adalah jawaban Kabupaten Bogor terhadap tantangan lingkungan dan permukiman modern. Kami menawarkan hunian yang ramah lingkungan dengan berbagai fasilitas yang dapat diakses secara mudah, baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda,” kata Ajat di Cibinong, Selasa 17 September 2024.

Dalam sesi khusus bertajuk Contemporary Ambitions for International New Settlement Planning, Ajat memaparkan visi besar dari konsep ini. Ia menyampaikan bahwa inisiatif pembangunan kawasan rendah karbon ini tidak hanya memberikan solusi bagi tantangan urbanisasi, tetapi juga memperkenalkan Kabupaten Bogor ke dunia perencanaan internasional.

“Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat membawa Bogor ke panggung global dalam hal perencanaan kota berkelanjutan,” ujarnya.

Selain Ajat, dua pembicara lain yang turut mengisi sesi tersebut adalah Dr. David Mountain dari Royal Town Planning Institute (RTPI UK) dan Dushko Bogunovich dari ISOCARP. Ketiganya sepakat bahwa kota-kota baru yang dirancang dengan prinsip regeneratif dan berkelanjutan bisa menjadi solusi penting dalam menghadapi urbanisasi dan perubahan iklim.

Ajat juga menegaskan pentingnya konferensi ini bagi Kabupaten Bogor. Selain mempresentasikan inovasi lokal, forum tersebut menjadi ajang untuk mendapatkan inspirasi baru dari seluruh dunia.

“Ini kesempatan untuk mempelajari pendekatan perencanaan perkotaan yang berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, serta memperkuat transportasi publik dan pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.

Kabupaten Bogor juga tengah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah ISOCARP World Congress pada tahun 2026, yang akan diikuti oleh delegasi dari 85 negara di kawasan Asia-Pasifik. “Ini adalah bagian dari visi Bring Bogor to the World, and Bring the World to Bogor,” tutur Ajat.

Sebagai informasi, ISOCARP (International Society of City and Regional Planners) adalah organisasi internasional yang fokus pada perencanaan kota dan regional, dengan anggota dari lebih dari 80 negara. Organisasi ini secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Eropa, serta bekerja sama dengan UNESCO.

Selain dari Kabupaten Bogor, delegasi Indonesia dalam konferensi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Konferensi tahun ini mengangkat tema “Planning New and Regenerative Cities,” menyoroti kebutuhan mendesak untuk merancang kota-kota yang lebih manusiawi dan berkelanjutan di tengah era digitalisasi dan ekonomi sirkular yang terus berkembang.

 

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar