RASIOO.id — Gempa bumi dangkal berkekuatan Magnitudo 4,1 mengguncang Kota Bogor pada Kamis malam, 10 April 2025 sekitar pukul 22.16 WIB. Gempa ini tak hanya menyebabkan kerusakan ringan pada sejumlah bangunan, tetapi juga disertai suara dentuman dan gemuruh yang sempat membuat warga panik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat episenter gempa berada pada koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,80 Bujur Timur, tepatnya 2 km tenggara Kota Bogor, dengan kedalaman sangat dangkal, hanya 5 km di bawah permukaan tanah.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa suara gemuruh yang terdengar saat gempa merupakan hal yang wajar pada gempa dengan kedalaman hiposenter yang sangat dangkal.
“Suara dentuman dan gemuruh tersebut muncul akibat getaran dengan frekuensi tinggi yang merambat di dekat permukaan tanah. Ini adalah karakteristik umum dari gempa bumi sangat dangkal,” kata Daryono dalam keterangannya.
BMKG juga mencatat adanya empat gempa susulan pasca-gempa utama, dengan magnitudo berkisar antara 1,6 hingga 1,9, yang terjadi hingga Jumat dini hari.
Baca Juga: Gempa Terasa di Kabupaten Bogor Sekitar Pukul 22.20 WIB
Dipicu Aktivitas Sesar Citarik
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik, salah satu sesar aktif di wilayah barat Pulau Jawa. Mekanisme gempa teridentifikasi sebagai sesar geser mengiri (sinistral strike-slip), yaitu pergerakan patahan secara horizontal ke arah kiri.
“Pembangkit gempa Bogor diduga kuat berasal dari Sesar Citarik yang memang melintas di wilayah tersebut,” ungkap Daryono.
Mengenal Sesar Citarik
Sesar Citarik adalah patahan geologis yang membentang dari kawasan Pelabuhan Ratu, Bogor, hingga Bekasi, dan berpotensi terus ke utara menuju Laut Jawa. Menurut Kementerian ESDM, sesar ini memiliki orientasi timur laut–barat daya dan telah aktif sejak zaman Miosen Tengah, atau sekitar belasan juta tahun lalu.
Dalam jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral yang ditulis oleh Sidarto (2008), sesar ini dinamakan berdasarkan keberadaan Sungai Citarik yang menunjukkan kelurusan struktur sesar. Aktivitas Sesar Citarik bersifat transtensional dan mendatar mengiri, serta diperkirakan masih aktif hingga kini.
“Pada masa Plio-Plistosen dan Kuarter, sesar ini tetap menunjukkan karakteristik mendatar dengan arah kemiringan ke barat laut. Ini menjelaskan mengapa wilayah Bogor dan sekitarnya tetap rawan terhadap aktivitas seismik,” tulis Sidarto dalam jurnal tersebut.
Dampak Gempa di Kota Bogor
Gempa yang terasa cukup kuat di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Depok ini menyebabkan kerusakan ringan pada sejumlah rumah warga dan satu sekolah. Data dari Tagana Kota Bogor mencatat setidaknya 17 titik kerusakan, termasuk rumah retak, atap ambruk, hingga bangunan sekolah terdampak.
Berikut beberapa lokasi terdampak:
RT 01/08 Kelurahan Muarasari: atap rumah ambruk
RT 02/05 Kelurahan Bondongan: rumah retak
RT 02/03 Kelurahan Bojongkerta: rumah ambruk
RT 05/08 Kelurahan Cilendek Timur: atap rumah ambruk
RW 06 Kelurahan Menteng: atap genteng sekolah BAIS rusak
Dan titik-titik lainnya di wilayah Bogor Selatan, Barat, Tengah, dan Timur
Gempa yang terjadi di Kota Bogor mengingatkan kembali pada potensi seismik dari sesar-sesar aktif di Pulau Jawa, khususnya Sesar Citarik yang masih aktif hingga hari ini. Pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat infrastruktur bangunan terhadap risiko gempa bumi, khususnya di wilayah yang berada di jalur patahan aktif.
Simak rasioo.id di Google News