Teman, dan Teman-Temannya

 

RASIOO.id – Suatu hari, si Bahlul (bukan nama sebenarnya, tapi cukup pas untuk menggambarkan wataknya) melihat temannya, Roni, jadi juara lomba menulis. Roni girang bukan main. Tapi Bahlul malah mengernyit sambil berkata, “Wah, juri lombanya pasti kurang tidur tuh, sampai salah pilih pemenang.”

Beberapa hari kemudian, giliran Bahlul kecopetan saat naik angkot. Roni, walau sempat kesel karena pernah dijelekin, tetap bantu lapor polisi. Tapi tahu apa kata Bahlul?
“Pasti kamu seneng ya, lihat aku apes?”

Ah, Bahlul… Bahkan saat dia sial pun, dia curiga orang lain bahagia.

Anekdot di atas terkadang pas untuk menggambarkan situasi tentang teman dan teman-temannya.

Dalam hidup ini, kita sering dikelilingi oleh dua tipe teman: yang satu ikut tertawa saat kita bahagia dan ikut menangis saat kita sedih. Yang satunya lagi… lebih mirip komentator sinis di pojokan warung kopi, yang mukanya langsung asem begitu kita sedikit bersinar.

Ini tipe teman yang kalau kita beli motor baru, dia komen, “Cicil berapa tahun tuh?”

Kalau kita posting foto liburan, dia nyinyir, “Pasti nyicil paylater, kan?”
Kalau kita dapat penghargaan, dia kelimpungan, “Ah, paling-paling kenal orang dalam.” Dan kalau lihat temannya dapat sedikit posisi enak, dia uring-uringan, “kenapa dia, bukan saya?”

Padahal kita berharap teman itu seperti kipas angin di musim kemarau, bikin sejuk, menyegarkan, dan nggak bikin kering hati. Tapi yang ini malah seperti AC rusak: berisik doang, nggak ada adem-ademnya.

Teman sejati bukanlah yang menyala dengan memadamkan lilin orang lain. Apalagi, orang itu adalah temannya sendiri.

Baca Juga: Kata Temanku, Gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Lebih Cocok untuk Perokok

Teman dan Macam-macamnya

Perkaranya, dalam hidup ini, kita tak bisa memilih keluarga. Kita gak bisa milih lahir dari keluarga kayak gimana. Kalau bahasa agamanya itu sudah takdir. Lain halnya soal teman, kita bisa memilih berteman dengan siapa.

Sayangnya, kadang pilihan kita soal teman lebih buruk daripada pilihan warna kaos kaki pas kondangan. Ada teman yang seperti malaikat, ada juga yang seperti dompet akhir bulan, selalu bikin stres.

Beberapa ini adalah jenis-jenis teman yang biasa kita temui:

1. Teman Sejati

Ini jenis langka. Seperti unicorn, katanya ada, tapi sulit ditemukan. Teman sejati adalah yang tetap bertahan saat kita jatuh, bukan cuma datang waktu kita mentraktir. Dia ikut sedih saat kita putus cinta, dan lebih heboh dari kita saat kita jadian lagi (meskipun kali ini sama mantan yang sama juga).

2. Teman Musiman

Muncul pas ada acara seru, menghilang saat kita butuh bantuan angkat galon. Biasanya aktif kalau ada reunian, undangan nikah, atau saat dia butuh pinjaman—yang katanya “minggu depan gue ganti ya, bro”. Minggunya belum datang sampai sekarang.

3. Teman Kompetitif

Ini jenis teman yang ngajak main Mobile Legends, tapi niatnya bukan seru-seruan, melainkan untuk membuktikan bahwa dia lebih hebat dari kita, bahkan dalam hal menyusun kardus Indomie. Kita cerita beli motor baru, dia cerita udah inden mobil listrik. Kita upload foto di puncak gunung, dia upload foto di puncak karier.

4. Teman Absurd

Susah dijelaskan logikanya, tapi selalu bikin hari-hari kita lebih berwarna. Teman jenis ini bisa tiba-tiba ngajak kita ke acara pernikahan orang yang nggak kita kenal, hanya karena makanannya “kayaknya enak deh.” Atau yang percaya konspirasi kalau nasi putih adalah agen rahasia karbohidrat untuk menguasai tubuh manusia.

5. Teman Pengingat Masa Lalu

Setiap ketemu, dia selalu bilang, “Inget nggak waktu lo…”. Dan biasanya yang diingat adalah aib kita, yang sudah kita kubur dalam-dalam, tapi dia gali kembali dengan semangat seperti arkeolog nemu fosil.

6. Teman yang Jadi Keluarga

Ini teman yang akhirnya jadi lebih dekat dari saudara. Yang bantu pindahan rumah tanpa kita minta. Yang nemenin ke dokter gigi, bukan karena dia baik, tapi karena pengin lihat ekspresi kita waktu disuntik bius.

Hidup akan terasa sepi tanpa teman. Tapi terlalu banyak teman juga bisa bikin dompet sepi. Apalagi kalau semua ulang tahun datangnya bertubi-tubi di tanggal muda.

Jadi, apapun jenis temanmu, rawatlah hubungan baik itu. Karena saat baterai ponsel habis, kuota internet ludes, dan dunia terasa berat, hanya temanlah yang bisa bilang, “Santai, sini gue traktir kopi sachet dulu.”

 

Simak rasioo.id di Google News

 

Lihat Komentar