“Perang Dingin” Koalisi Prabowo di Pilkada Kabupaten Bogor

oleh: Egi Abdul Mugni

 

 

RASIOO.id – Kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor mulai memasuki puncaknya, para politisi dan kandidat mulai bersembunyi-sembunyi mengumpulkan kekuatan untuk memenangkan kursi kepada daerah di Bumi Tegar Beriman.

Kenapa sembunyi-sembunyi? Ya, karena calon kuat para kontestan merupakan kawan di kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) dalam memenangkan Prabowo-Gibran.

Partai Prabowo (Gerindra) dan Partai Airlangga Hartato (Golkar) sama-sama kuat menyumbang suara untuk Pilpres dan memenangkan kursi Pileg baik tingkat Kabupaten hingga pusat. Keduanya sama-sama menduduki kursi parlemen dengan angka tiga besar.

Keadaan ini tentu membuat gamang para calon Bupati dari partai tersebut, sebab dua-duanya memiliki nafsu yang sama yakni ingin menduduki kursi F1. Satu sisi, waktu yang sangat mepet membuat keduanya harus buru-buru mengumpulkan potensi-potensi suara untuk memenangkan kontestasi. Sementara, di sisi lain agaknya kurang elok jika bertempur usai keberhasilan Capres-Cawapres yang kedua partai itu usung, terlebih Prabowo-Gibran baru saja ditetapkan sebagai Capres-Cawapres pemenang.

Mestinya, kedua partai itu menikmati euporia kemenangan, bukan saling bersitegang perang dingin untuk memenangkan kontestasi selanjutnya.

Baca Juga: Bawaslu Kabupaten Bogor Pastikan Bakal Ada Perekrutan Ulang Panwascam untuk Pilkada

Gerindra Ingin Kuasai Rumah, Golkar Tak Mau Terus Kalah

Calon Bupati Bogor dari Partai Golkar nampak sudah senter sejak sebelum pemilu dilaksanakan. Ade Ruhandi alias Jaro Ade seperti percaya diri memenangkan kontestasi Pilkada yang ia ikuti untuk ketiga kalinya ini. Ia bahkan berhasil mendongkrak pintu DPP untuk mendapatkan restu maju di Pilkada sejak Pilpres dan Pileg belum dimulai.

Konsolidasi sana-sini terus Jaro Ade lakukan untuk memetakan kekuatan basis pendukungnya melalui pemanfaatan Pilpres dan Pileg kemarin. Bahkan, pemetaan juga dilakukan usai kontestasi Pilpres dan Pileg. Jaro Ade rajin silaturahmi ke sana ke mari untuk memastikan dirinya tidak akan dikalahkan lagi. Ribuan warga, ratusan tokoh agama dan sejumlah politisi di Kabupaten Bogor tak putus ia silaturahmi-kan.

Keinginan menjadi Bupati Bogor yang menggebu dalam diri Jaro Ade, pula berdampak pada para pendukungnya. Mereka terus-terusan menggaungkan di media sosial soal calon Bupati Bogor mereka.

Namun, tak seperti di Gerindra. Gerindra lebih kalem dalam menghadapi keseriusan Pilkada. Mereka nampak masih bereuporia dengan kemenangan ketua umumnya di Pilpres. Tiada ucapan yang begitu siginifikan dari para calon Bupati partai Gerindra baik Iwan Setiawan maupun Rudy Susmanto untuk mengajak masyarakat memilih mereka di Pilkada.

Kendati demikian, kekaleman di publik bukan berarti diam. Gerindra juga nampak sudah memetakan secara serius untuk menghadapi Pilkada. Buktinya, sudah beredar baliho Rudy Susmanto yang telah terpasang di sejumlah titik Kabupaten Bogor bagian barat, sebagai “Woro-woro” untuk masyarakat Bogor Barat yang belum mengetahui sosok ketua DPRD Kabupaten Bogor yang menang di dapil 1 itu.

Di lapangan, Rudy Susmanto nampak lebih serius daripada Iwan Setiawan dalam menghadapi Pilkada. Dari informasi yang dihimpun, sejumlah kader partai bahkan caleg yang Pro Rudy mulai dipetakkan untuk memenangkan dirinya, meski belum terlihat kepada siapa restu Prabowo untuk pilkada ini diberikan. Namun, keduanya sama-sama ingin menduduki kursi F1 untuk mencari simpati Prabowo.

Sebab, Prabowo Subianto berada di Kabupaten Bogor. Sehingga, sangat tidak elok jika Presiden dari partai Gerindra duduk di wilayahnya yang dikuasai partai lain. Alasan itu yang mengharuskan kader potensial merebut kursi Bupati Bogor di periode Prabowo Subianto menjabat sebagai presiden.

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar