Profesionalisme Sebagai Instrumen Perkaderan HMI Ciputat

Oleh : Irhas Abdul Hadi
(Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga HMI Cabang Ciputat)

RASIOO.id – Tidak seperti pabrik yang mencetak produk dengan hasil yang sama persis secara absolut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat sudah melahirkan kader-kader terbaik di berbagai macam bidangnya masing-masing. Tidak jauh memang dari akademisi dan politisi, namun kerap banyak juga yang pada akhirnya berkiprah menjadi guru, pengusaha, bahkan seiring berjalannya zaman, menjadi seorang profesionalis pun menjadi jalan ‘baru’ bagi kebanyakan kader HMI Ciputat.

Pertanyaan sederhananya adalah, Apakah HMI Cabang Ciputat sudah menyiapkan betul-betul secara an sich bagi para kadernya untuk terjun dan memiliki bekal dalam dunia profesionalisme? Penulis memberikan kesempatan bagi para pembaca untuk menjawab pertanyaan ini.

Namun pada akhirnya, entah di tingkatan perkaderan komisariat ataupun cabang HMI, seiring berkembangnya zaman dan dinamika dunia pasca kampus, keterampilan profesional dirasa perlu menjadi perangkat yang diperhatikan betul-betul, agar dimiliki oleh para kader HMI. Meskipun memang HMI bukanlah organisasi yang dibuat sebagai ‘organisasi profesional’ pada umumnya, namun gaya perkaderan profesionalisme diharapkan mampu memberikan warna baru pada perkaderan HMI.

Baca Juga: HMI Cabang Tangerang Siap Mengawal Pilkada Damai Kota Tangerang 2024

Tantangan Zaman Kader HMI  

Perkembangan zaman yang begitu cepat, membuat para kader HMI harus sigap beradaptasi secara individu dan organiasitoris, agar tidak tergerus oleh zaman nantinya. Meskipun memang, riak-riak itu sudah terlihat dalam keseharian kader HMI yang terkadang ‘taqlid‘ terhadap hal-hal yang tidak memajukan organisasi.

Keterlambatan rapat (time management), tidak amanah sebagai pengurus komisariat ataupun cabang (responsibility), bahkan dititik bagaimana HMI masih bisa diminati oleh para Gen Z dan Generasi Alfa nantinya (analytical thinking and innovation) merupakan gambaran dasar bahwa instrumen profesionalisme perlu menjadi instrumen dan gaya baru dalam perkaderan dan ruh HMI Cabang Ciputat.

Baca Juga: Kader Golkar Jadi Korpres KAHMI Kota Tangerang, Sanusi: Rusdi Kader Terbaik HMI

Profesionalisme Sebagai Jawaban

Kader HMI sebagai barang setengah jadi (analogi pabrik) telah menempuh banyak tempahan dalam organisasi dalam bidang (Critical Thinking) yang notabenenya merupakan instrumen penting dalam menjawab tantangan tersebut mereka dapat menganalisi solusi atas tantangan tersebut. Critical Thinking ini ditempa dalam organisasi dalam bentuk banyaknya diskusi yang ada di komisariat atau cabang.

Kader HMI dalam inputnya telah mengenal cara berpikir kritis ketika masih di tahap basic training hal ini merupakan salah satu indikator kredibilitas dalam menjawab tantangan zaman, hal tersebut seyogyanya dikembangkan dalam masyarakat sebagai bentuk implementasi daripada mission HMI.

Kemudian indikator selanjutnya sebagai kecakapan kader HMI ialah
Sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia, sudah seyogyanya HMI bisa mengatasi masalah yang dihadapi Gen Z dan juga Gen Alfa, walaupun minat untuk bergabung ke organisasi mahasiswa di era Gen Z dan Alfa semakin berkurang.

Kondisi tersebut, mungkin bisa disebabkan karena organisasi-organisasi mahasiswa sekarang pada umumnya tidak lagi dibutuhkan oleh sebagian mahasiswa, bisa jadi karena organisasi tersebut kurang berinovasi dari segi kegiatan-kegiatan yang relevan dan menarik sehingga hanya stak pada hal-hal yang hanya rutin dikerjakan setiap tahunnya.

Bicara HMI adalah berbicara tentang gagasan, sudah saatnya HMI perlu menggagas solusi yang tepat dalam menghadapi tantangan di era global saat ini, HMI harus bisa menjadi wadah yang menyesuaikan keadaan dan kebutuhan mahasiswa sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang progresif memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi serta mengatasi tantangan di era Generasi Z dan Alfa.

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar