RASIOO.id – Kisah Abimanyu ini sebetulnya lucu kalau kita pikir-pikir. Bayangkan, Abimanyu mulai belajar ilmu perang bahkan sebelum dia lahir! Jadi ceritanya, saat masih di dalam kandungan Subadra, ibunya, dia “menguping” ayahnya, Arjuna, yang sedang mengajarkan strategi perang.
Dari balik perut ibunya, Abimanyu menyerap semua ilmu soal bagaimana caranya menembus pertahanan musuh. Iya, semua… kecuali satu hal penting: bagaimana caranya keluar dari pertahanan musuh yang sudah diterobosnya. Kenapa? Ya, gara-gara ibunya ketiduran di tengah pelajaran!
Mungkin begini ceritanya: Arjuna lagi semangat mengajarkan teknik dengan judul memikat ala artikel media online era kekinian “menyerang pertahanan tertangguh, ini cara menembusnya.”
Abimanyu, di dalam perut ibunya, serius mendengarkan, kayak mahasiswa yang duduk di barisan depan kelas. Lalu tibalah bagian paling krusial: “Nah, Nak, begini caranya keluar dari kepungan setelah kamu menembus pertahanan musuh…” Dan Subadra, ibunya, mendadak ngorok! Zzz… Abimanyu, yang ikutan tertidur, nggak sempat mendengar pelajaran paling penting itu. Kasihan banget, kan?
Baca Juga: Sengkuni Dulu, Sengkuni Sekarang
Nah, fast forward ke perang besar di Kurukshetra. Abimanyu, yang sudah tumbuh dewasa, akhirnya punya kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang didengarnya dari perut ibunya. Dengan gagah berani, dia maju menerobos pertahanan pasukan Kurawa yang terkenal tangguh. Bener-bener bak superhero, dia memporak-porandakan musuh sendirian. Semua orang kagum. “Wah, hebat bener nih Abimanyu!” pikir mereka. Sampai di titik itu, dia bak Arjuna muda yang tak terkalahkan.
Tapi, ada satu masalah besar. Abimanyu ini seperti pemain game yang jago masuk ke level final, tapi nggak tahu caranya keluar. Jadi setelah dia berhasil menembus semua lapisan pertahanan musuh, Abimanyu mulai kelelahan. “Oke, saatnya keluar dari sini,” pikirnya. Tapi… eh, tunggu. “Gimana cara keluarnya?” Dia coba ingat-ingat, tapi yang ada cuma suara ngorok ibunya. Waduh! Nggak ada opsi “quit game” di situ.
Akhirnya, Abimanyu terjebak di tengah medan perang yang dia terobos sendiri. Dia terperangkap formasi perang Cakrabyuha yang diterapkan pasukan Kurawa. Sehebat-hebatnya strategi menyerang yang dia pelajari, tanpa pengetahuan untuk mundur, Abimanyu kewalahan menghadapi musuh yang terus berdatangan. Dan… ya, kita semua tahu akhirnya: Abimanyu gugur di medan perang, karena nggak tahu cara menghindar untuk menyudahi pertarungannya.
Dari kisah ini, kita bisa belajar satu hal: pengetahuan yang setengah-setengah itu berbahaya. Abimanyu bisa menembus pertahanan musuh, tapi karena ilmunya nggak lengkap (gara-gara Subadra ketiduran!), dia tewas di tempat. Dalam konteks dunia modern, ini bisa jadi pengingat bagi kita. Kalau cuma paham “masuk” tanpa paham “keluar,” bisa-bisa kita juga terjebak, entah itu dalam strategi bisnis, politik, atau bahkan cinta (eh, apalagi cinta!).
Jadi, kalau kamu lagi belajar sesuatu, pastikan ilmunya lengkap ya. Jangan sampai nanti berakhir kayak Abimanyu—jago di depan, tapi bingung pas harus mundur. Dan untuk kamu-kamu yang masih dalam kandungan, tolog pastikan ibu mu gak ketiduran kalau sedang dapat pelajaran dari Ayah mu.!
Cukuplah Arjuna, Subadra dan Abimanyu, Saja, Titik!
Baca Juga: Bisma: Kesatria Setia yang Kebanyakan Janji di Panggung Politik Indonesia
Simak rasioo.id di Google News