Liburnya Orang Kecil dengan Cicilan Besar: Sebuah Kisah Tanpa “Healing”

 

RASIOO.id – Liburan, bagi banyak orang, adalah kebutuhan yang tak kalah penting dari sandang, pangan, dan papan. Siapa yang nggak pengen healing, refreshing, atau sekadar kabur dari rutinitas sejenak? Tapi buat orang kecil seperti kita, yang setiap harinya dihantui oleh cicilan besar, liburan itu bisa dibilang semacam barang langka. Iya, barang yang cuma bisa dilihat di postingan Instagram orang lain.

Coba bayangkan, kita punya motor, mobil, yang BPKB nya masih nyangkut di kantor leasing. Kantor semacam ini paling rajin ngingetin kita tanggal tertentu pada tiap-tiap bulan.

 

Atau juga bahkan barang cicilan dari marketplace yang katanya “bantu” kita biar nggak pusing pas bayar di awal. Tapi kenyataannya, justru cicilan itu yang bikin kepala tambah pusing.

Telat bayar sehari aja, dendanya bikin jantung berdegup kencang lebih dari lihat saldo ATM setelah gajian, itu pun kalau yang punya gaji. Kalau nggak punya degupnya lebih kencang lagi.

Ngomong-ngomong soal cicilan dari marketplace, siapa yang nggak tergoda saat kita bisa beli susu anak, pampers, atau kebutuhan rumah tangga lainnya tanpa bayar di awal? Awalnya sih, “wah baik banget nih marketplace,” tapi selang beberapa minggu, handphone mulai teriak-teriak ngingetin cicilan yang harus dibayar, plus bunga-bunga yang mekar lebih cepat dari bunga di kebun tetangga.

Belum lagi urusan kontrakan. Jangan salah, orang kecil yang nyewa rumah itu juga ada tagihannya tiap bulan. Dan ini nggak bisa tawar-tawaran, telat atau kurang serupiah aja bisa diusir, disuruh angkat kaki dengan bawa bupet, rak piring, hingga sikat gigi. Kayaknya, rumah kontrakan itu semacam treadmill kehidupan, jalan terus, tapi nggak ada habisnya.

Libur sehari? Wah, itu sama aja kayak ngomongin hal tabu buat kita. Libur berarti nggak ada pemasukan. Nggak ada pemasukan, berarti besok puasa. Lha, gimana nggak? Orang kecil yang kerja dari pagi buat makan malam, boro-boro bisa liburan, prei sehari aja bisa bikin dompet lebih kurus dari saldo akhir bulan. Bahkan kalau sakit pun, tetep harus kerja. Kalau nggak, ya siap-siap aja ditelepon leasing atau debt collector yang nggak mau ngerti kita lagi sakit. Mereka cuma tahu satu kalimat: “Bayar sekarang!”

Kita, orang kecil yang nggak pernah besar-besar, juga punya rasa pengen. Pengen healing, pengen makan di restoran mewah, pesan spageti, sushi, atau sekadar icip-icip espresso atau kopi kekinian yang rame campurannya. Tapi apa daya, saat liat harga di menu, rasanya lebih baik uangnya buat beli beras sama telur buat seminggu ke depan.

Jadi, kalau ada yang tanya kapan kita liburan, jawabannya sederhana: Liburan? Itu apa ya?

Tapi, kalau dipikir-pikir, liburan itu kan sebenarnya bagian dari perintah Tuhan. Bukankah Dia menciptakan ladang, juga menciptakan ikan-ikan berenang di laut-laut dan sungai-sungai, dan juga menciptakan hewan ternak di kandang-kandang, biar kita bisa makan?

Dan Dia, Tuhan, juga menciptakan bumi yang luas biar kita bisa “bertebaran.” Nah, yang terakhir ini maksudnya jalan-jalan, kan? Atau mungkin liburan?

Tapi ya, Tuhan, kalau bisa kasih kami orang kecil ini petunjuk yang lebih rinci, kapan waktunya bisa liburan beneran tanpa takut telat bayar cicilan? Biar kita juga bisa nikmatin dunia, sebelum tiket masuk ke akhirat tiba-tiba jatuh tempo.

 

Pencerita:

Saeful Ramadhan

Orang Besar

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar