Pemekaran Bogor Barat kembali menghangat. Suara pembentukan daerah otonomi baru itu mulai nyaring lagi bunyinya. Disampaikan melalui forum resmi hingga aksi unjuk rasa di jalan raya.
Laporan : Egi Abdul Mugni
RASIOO.id – Demonstrasi masyarakat Kabupaten Bogor bagian barat sudah sedikit berhasil membuat macet arus lalulintas jalan raya di sekitar Kampus IPB. Demonstrasi yang diikuti ratusan orang dari mulai pemangku kebijakan, mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga orang-orang ‘berkepentingan’ lainnya berkumpul padu menyuarakan pencabutan moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat oleh Presiden Joko Widodo.
Namun, apakah semuanya mengetahui kepentingan dan apa pentingnya pemekaran wilayah untuk kehidupan mereka. Apakah akan membuat kaya dan lebih sejahtera dari sebelumnya, atau malah akan sebaliknya? . Keduanya akan terjadi jika para demonstrasi mengetahui “maksud baik” orang-orang yang mengajak mereka turun ke jalan.
Narasi padatnya jumlah penduduk dan ketimpangan pembangunan di Kabupaten Bogor, selalu dijadikan kata, frasa dan kalimat untuk memantik api semangat para demonstrasi yang tidak sedikit dari mereka tidak mengetahui untuk apa mereka turun ke lapangan.
Masyarakat Bogor Barat lebih rajin dan ahli daripada masyakarat Bogor Timur untuk soal ‘mengokang’ mic dan membakar semangat para demonstrasi. Padahal, keduanya merupakan Calon Daerah Otonomi Baru (CDOB) yang prosesnya sama, yakni tinggal menunggu moratorium presiden.
Padahal, jika pemekaran wilayah diukur dari kemampuan finansial wilayah yang akan dimekarkan, maka Bogor Timur lah yang sepantasnya mekar duluan. Sebab, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bogor Timur, jauh lebih tinggi daripada Bogor Barat.
Kendati demikian, kita tidak perlu pesimis dengan keadaan ekonomi dan potensi-potensi ekonomis yang belum tergarap maksimal di Bogor Barat. Kita harus percaya bahwa perjuangan akan mendapatkan jalannya, soal kebagian atau tidak, itu urusan kesekian.
Masyarakat Bogor Barat harus mengetahui bahwa di balik ‘dagangan’ padatnya jumlah penduduk dan tidak meratanya pembangunan, akan ada cetak biru alias blueprint untuk melihat bagaimana Bogor Barat ke depan.
Sehingga, suara-suara yang diteriakkan tidak menjadi suara tanpa isi. Orang-orang yang ‘menjual’ masyarakat untuk turun ke jalan, harus bertanggungjawab dalam memberikan pemahaman secara terperinci soal kepentingan pemekaran wilayah tersebut.
Jangan Cuma Sensasi, Segera Aksi
Pemekaran Bogor Barat adalah keniscayaan, meski kita tidak tahu kapan akan dimekarkan. Namun, kita harus visioner melihat bagaimana jika Bogor Barat sudah dimekarkan. Jangan sampai keinginan pemekaran dikabulkan, kita hanya menggigit jari, melihat hanya segelintir saja yang menikmati.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika mengulas sedikit gambaran Kabupaten Bogor bagian Barat di masa depan.
Ajat menjelaskan, potensi-potensi ekonomi dan pembangunan daerah di wilayah Bogor Barat sudah terlihat. Mulai dari kawasan perkotaan, bisnis dan kawasan konservasi. Tinggal, bagaimana kita mengambil peran di sana.
Ajat membagi wilayah Bogor Barat menjadi tiga bagian yakni Bagian Perkotaan dan Bisnis, Pertambangan dan kawasan wisata dan konservasi. Ketiganya dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Bogor Barat bagian Utara, Tengah dan Selatan.
“Sekarang ini, Bogor barat bagian utara yang terbentang dari Tenjo, Parungpanjang sampai ke rumpin, itu memang area yang saat ini tumbuh pesat, dengan kegiatan perkotaan, itu adalah imbas dari pesatnya pertumbuhan dari Tangerang Selatan, dan berorientasi ke Jakarta,” kata Ajat.
Wilayah itu akan berpotensi menjadi pusat perkotaan karena perumahan dan infrastruktur mulai dibangun baik secara swasta maupun oleh pemerintah. Kondisi ini, akan menumbuhkan dan menciptakan kawasan perkotaan yang berpotensi menjadi perputaran bisnis.
Salah satu simbol bahwa wilayah itu akan menjadi kawasan perkotaan, diidentifikasi banyak terjadi konflik antara jalan tambang dan kebutuhan tanah untuk perumahan.
“Kalau jaman dulu jalan tambang jarang ribut, tapi sekarang menjadi ribut karena memang perkotaan ini mulai tumbuh. Itu potensi yang luar biasa. Sekarang di industri perumahan, di Bogor Barat bagian Utara itu sudah sangat menggeliat. Ada Podomoro yang memang menyiapkan fasilitas yang luar biasa, mendorong adanya stasiun terintegrasi. Dari situ kemudian itu bisa menjadi alternatif pilihan pergerakan (ekonomi) masyarakat,” papar dia.
“Jadi tipologi Bogor Barat bagian Utara tara itu sudah menujukan suatu perkembangan kawasan perkotaan yang memang nantinya akan menjadi cikal bakal area tumbuh pesatnya Bogor barat, itu tulang punggung pergerak ekonominya dimulai dari sana,” jelas dia.
Penguatan ekonomi kedua yakni di wilayah Bogor Barat bagian Tengah yang didominasi oleh area pemanfaatan sumber daya alam (SDA). Kawasan ini akan menjadi penyokong ekonomi kedua setelah perkotaan, sebab sumberdaya alam tidak akan selamanya bisa eksploitasi.
“Bogor Barat bagian Tengah itu area yang mempunyai potensi SDA, saat ini area pertambangan, apakah itu batuan, pasir atau lainnya itu memang ada di area tengah, plus dengan perkebunan nya, fakta nya sepeti itu,” papar dia.
Untuk puluhan tahun ke depan, potensi SDA di wilayah tersebut akan membantu perputaran ekonomi di Bogor Barat. Sebab, pertambangan dan hasil alam lainnya di wilayah tersebut, menjadi penyupali utama pembangunan di wilayah tetangga.
“Bisa sampai 40 tahun ke depan masih diperlukan dan potensinya kata dinas ESDM Jabar, masih bisa dieskplpitasi tambang di sana itu bisa sampai 30-50 tahun ke depan. Batuan di wilayah tersebut berkualitas nomor satu, jadi dipergunakan oleh pembangunan di area Jabodetabek. Nah itu wilayah tengah,” papar dia.
Sementara, di Bogor Barat bagian Selatan, yang kebanyakan dihuni oleh para aktivis dan pelopor pemekaran Bogor Barat, itu diprediksi akan menjadi kawasan konservasi dan ekowisata.
“Itu area gunung hakimun salak, kalau lihat potensinya memang lebih mendirikan kawasan konservasi dan ekowisata. Bagaimana sangat banyak curug yang menjadi andalan Geosite nya, Geopark Bogor Halimun Salak,” papar dia.
Blue Print Bogor Barat di 2025
Ajat menjelaskan, konsep dan perencanaan tersebut kemudian rencananya akan dimasukkan ke cetak biru atau blueprint wilayah Bogor Barat yang rencananya akan dibuat pada 2025 mendatang.
“Itu (tiga wilayah Bogor Barat bagian Utara, Tengah, dan Selatan) itu di RTRW kita, nah 2025, menyikapi keseriusan kita, selama ini memang kajian sudah ada, ikhtiar secara formal melalui mekanisme yang berlaku kita sudah melakukan ke DPRD, provinsi. Itu ikhtiar formal. Kemudian dari sisi kebijakan tata ruang, kita sudah juga mendorong ke arah sana, kemudian dari sisi tematik nya, pendekatan perencanaan Goepark Halimun Salak sudah ada, itu sebenarnya terpisah-pisah (pelaksanaannya),” papar dia.
Blueprint itu, kata dia, akan dijadikan rujukan utama dalam mengelola dan mengerjakan kawasan Bogor Barat secara parsial dan berkelanjutan.
“Bagaimana tahun berikutnya, itu harus ada langkah, misal langkah membangun kawasan ibukota nya. Jadi bukan sebatas kajian atau perencanaan, tapi lebih ke ada aksi kongkrit yang kira-kira akan menjadi cikal bakal atau embrio DOB Bogor Barat,” papar dia.
Simak rasioo.id di Google News