RASIOO.id – Rekam Nusantara Foundation bersama WWF Indonesia melalui program Plastic Smart Cities menggelar diskusi publik yang mengupas tuntas capaian pengelolaan sampah plastik di Fasilitas Upcycling Sampah Plastik Mekarwangi, Kota Bogor pada Selasa 10 Desember 2024.
Dalam tiga tahun terakhir, program Plastic Smart Cities berhasil menunjukkan hasil yang signifikan.
Program ini menjadi bukti nyata kolaborasi berbagai pihak dalam mengatasi permasalahan sampah plastik sekaligus mendukung konservasi air dan tanah.
Dengan dukungan Satuan Tugas (Satgas) Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, serta komunitas dan masyarakat setempat, program ini berhasil mencegah 400 ton sampah anorganik dari 41 linkungan Rukun Tetangga (RT) prioritas untuk tidak lagi mencemari Sungai Ciliwung.
Secara khusus, sebanyak 25 ton sampah plastik jenis low value, seperti plastik kresek dan plastik kemasan, telah diolah di fasilitas Upcycling Mekarwangi.
Satgas Naturalisasi Ciliwung menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan mendampingi masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, membangun manajemen sampah, serta mengurangi konsumsi plastik sekali pakai.
Dalam upaya memperkuat pengelolaan sampah, Rekam Nusantara Foundation telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor melalui DLH.
Mereka kini diberi wewenang untuk mengelola fasilitas Upcycling Mekarwangi dan TPS3R Bantarkemang.
Direktur Urban and Sustainability Rekam Nusantara Foundation, Een Irawan Putra, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Pembagian peran, dukungan personel yang kompeten, dan kepedulian warga adalah kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah rumah tangga,” ujar Een, yang juga dikenal sebagai pendiri Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor.
Baca Juga: Dedie A Rachim Akan Lakukan Ini Di Pemukiman Padat yang Kesulitan Buang Sampah
Untuk mendukung konservasi air dan tanah, Rekam Nusantara Foundation bekerja sama dengan PT Jauhar Hidro Mekatron dan IPB University untuk mengembangkan teknologi sumur resapan Bijak Berplastik (Biber).
Teknologi ini memanfaatkan 150 kg sampah plastik per unit untuk membuat sumur resapan yang mampu menyerap hingga 16 m³ air per hari hujan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jauhar Hidro Mekatron, Taufik Hidayat, mengungkapkan bahwa program ini berpotensi mengubah ekosistem pengelolaan sampah plastik di Bogor.
“Dulu sampah plastik sering dibuang ke Sungai Ciliwung, sekarang masyarakat diajak mengumpulkannya untuk diolah menjadi produk bernilai guna,” jelasnya.
Dengan kapasitas mesin sebesar 800 kg per hari, Upcycling Mekarwangi menargetkan produksi dua unit sumur resapan setiap hari.
Dalam satu tahun kerja, fasilitas ini mampu mengolah 96 ton sampah plastik menjadi 640 unit sumur resapan yang dapat menyimpan hingga 10.240 m³ air hujan.
Een Irawan Putra menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga upaya konkret membangun keberlanjutan.
“Dengan pengelolaan sampah yang tepat, kita tidak hanya menjaga sungai dari pencemaran, tetapi juga mendukung ketahanan air dan tanah bagi masa depan,” tutup dia.
Simak rasioo.id di Google News