Akan dilalui Tol Bogor-Serpong, ini Profil Sejarah Kecamatan Rumpin

Dari Wilayah Perbukitan ke Jalur Strategis 

 

RASIOO.id – Kecamatan Rumpin terletak di wilayah barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wilayah ini dikenal dengan bentang alam perbukitan dan kawasan hijau yang menjadi penyangga penting bagi ekosistem Jakarta dan sekitarnya. Namun di balik kontur alamnya yang khas, Rumpin menyimpan sejarah panjang yang melekat erat dengan dinamika masyarakat Sunda dan pergeseran arah pembangunan dari masa ke masa.

Asal-usul Nama dan Wilayah

Nama Rumpin diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang berarti “berlindung” atau “berteduh.” Konon, wilayah ini dulunya menjadi tempat persembunyian atau peristirahatan para pejuang dan warga lokal pada masa-masa konflik. Beberapa sumber menyebut bahwa wilayah ini menjadi jalur pelintasan antara kerajaan-kerajaan di tatar Sunda bagian barat dengan wilayah pesisir utara.

Dulu, kawasan Rumpin adalah bagian dari hamparan hutan dan lahan pertanian yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat adat Sunda. Keberadaan sejumlah situs dan mata air seperti Ciomas, Citeureup, dan Cikahuripan menjadi bukti bahwa wilayah ini dihuni sejak lama oleh komunitas-komunitas lokal yang hidup berdampingan dengan alam.

Baca Juga: Tol Bogor–Serpong Harus Terkoneksi ke Jalan Tambang, Agar Tak Lagi Makan Korban

Rumpin dalam Peta Pembangunan

Perubahan besar mulai terasa di Rumpin sejak era Orde Baru, saat kebijakan pembangunan infrastruktur mulai menyentuh kawasan pinggiran Bogor. Namun, karena letaknya yang cukup jauh dari pusat ekonomi dan pemerintahan, Rumpin sempat terpinggirkan dari arus utama pembangunan.

Ironisnya, Rumpin justru terkenal karena keberadaan tambang-tambang galian C (batu, pasir, dan tanah merah), yang mulai marak sejak awal tahun 2000-an. Aktivitas tambang ini memberi sumbangan ekonomi bagi sebagian warga, namun juga membawa dampak serius terhadap infrastruktur dan lingkungan.

Kini, wajah Rumpin bersiap berubah secara signifikan dengan hadirnya proyek Tol Bogor–Serpong via Parung, yang akan melintasi tujuh desa di Kecamatan Rumpin, yaitu Desa Mekarjaya, Mekarsari, Cipinang, Rabak, Gobang, Kertajaya, dan Kampung Sawah. Proyek strategis nasional ini diharapkan membuka akses baru yang mempercepat mobilitas warga dan menghubungkan Rumpin ke simpul-simpul pertumbuhan ekonomi seperti BSD, Serpong, dan Sentul.

Baca Juga: Ini Nama Kampung dan Desa di Kabupaten Bogor yang bakal Tergusur Pembangunan Tol Bogor-Serpong

Peluang dan Tantangan Baru

Pembangunan tol ini menjadi momentum penting bagi transformasi Rumpin. Dari wilayah yang sebelumnya identik dengan keterpencilan dan jalan rusak akibat truk tambang, kini Rumpin dilirik sebagai kawasan potensial untuk pengembangan pemukiman, agribisnis, dan industri berwawasan lingkungan.

Namun tantangannya juga tidak ringan. Pemerintah dan masyarakat Rumpin perlu mengantisipasi dampak sosial-ekonomi dan lingkungan dari pembangunan tol, serta memastikan bahwa pembangunan ini memberi manfaat jangka panjang bagi warga lokal.

Camat Rumpin, Icang Aliyudin, dalam pernyataannya menyambut positif pembangunan Tol Bogor–Serpong yang akan membawa “akses, harapan, dan pemerataan.” Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, warga, dan investor agar pembangunan tidak meninggalkan warga asli Rumpin sebagai penonton di tanah sendiri.

 

Seiring pembangunan tol yang mulai merambah, Rumpin sedang menapaki babak baru sejarahnya. Dari wilayah berbukit yang dulu dianggap pelosok, kini Rumpin bersiap menjadi gerbang masa depan barat Bogor.

 

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Lihat Komentar