RASIOO.id – Di gang-gang sempit Kampung Bedeng, Cempaka Putih Timur, secercah harapan mulai tumbuh. Tak lagi hanya deretan rumah padat penduduk dengan bengkel sandal hotel sederhana, tetapi juga semangat warga yang makin berdaya. Semua itu lahir berkat program Jejak Berdaya, sebuah inisiatif sosial besutan mahasiswa LSPR Institute of Communication and Business.
Melalui pendekatan humanis, Jejak Berdaya tak sekadar datang memberi pelatihan, tetapi juga mendampingi warga Kampung Bedeng dalam mengembangkan usaha mikro mereka. Targetnya sederhana tapi berdampak besar: mendorong warga menciptakan lapangan kerja yang lebih layak dan ekonomi yang inklusif.
“Kami ingin Jejak Berdaya menjadi awal baru, bukan hanya bagi Kampung Bedeng, tapi juga bagi gerakan serupa di tempat lain,” kata Tirta Nata Adi Wijaya, Ketua Pelaksana Jejak Berdaya. Ia berharap, kolaborasi mahasiswa, komunitas, dan warga bisa terus bergulir menjadi gerakan berkelanjutan yang nyata hasilnya.
Baca Juga: Jejak Cakap Digital & Jejak Kreasi: Langkah Awal LSPR Berdayakan Warga Kampung Bedeng
Program ini menempatkan pemberdayaan sebagai kata kunci. Warga Kampung Bedeng mendapatkan pelatihan produksi, pemasaran digital, dan pengembangan produk—dengan dukungan dosen LSPR dan mitra seperti Setali Indonesia, komunitas fesyen berkelanjutan. Lewat pelatihan-pelatihan itu, warga tidak hanya diajari teori, tapi juga diajak melihat peluang pasar yang lebih luas melalui digitalisasi.
“Kami sangat bersyukur. Dengan bimbingan teman-teman mahasiswa LSPR, kami mulai bisa membayangkan masa depan usaha kecil kami,” ujar Cipto Hadi Parmanto, Kepala Sentra Produksi Kampung Bedeng.
Untuk menyebarluaskan kisah inspiratif dari Kampung Bedeng, tim Jejak Berdaya juga memproduksi serial film dokumenter Jejak Cerita dari Gang Sempit. Tayangan ini membumikan cerita warga kepada publik yang lebih luas, menumbuhkan empati sekaligus memperlihatkan potensi yang kerap luput dari perhatian.
Puncak acara kampanye ini digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 dengan kemasan kreatif dan interaktif. Ada Jelajah Jejak, berupa fun walk ala treasure hunt yang mengajak peserta mengenal potensi Kampung Bedeng secara lebih dekat. Juga Jejak Warna, kegiatan melukis karya hasil produksi warga yang menjadi sarana dukungan untuk produk lokal. Acara ini bahkan diikuti Finalis Mr. & Ms. LSPR 2025, Duta Universitas Tarumanegara, Duta Universitas Negeri Jakarta, hingga Puteri Indonesia 2024.
Dalam Upacara Penutupan, simbolisasi peluncuran Bedeng Goes Digital dan Jejak Kotak Berdaya menjadi momen bersejarah bagi warga. Acara juga menayangkan episode terakhir dokumenter berjudul Menjalin Harapan, Menjejak Masa Depan. Parade busana yang menampilkan produk Kampung Bedeng menjadi penutup yang menegaskan kebanggaan warga pada karya mereka.
Amadeo, Kepala Kelurahan Cempaka Putih Timur, menilai kehadiran program ini sebagai contoh kolaborasi ideal antara pemerintah, komunitas, dunia pendidikan, dan sektor swasta. “Inisiatif seperti ini sangat melengkapi upaya kami memperkuat masyarakat,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, yang hadir langsung. Menurutnya, pariwisata masa depan harus berbasis komunitas. “Kampung Bedeng adalah contoh bagaimana pendukung pariwisata bisa tumbuh dari akar rumput dengan mempertahankan kearifan lokal yang didukung inovasi dan kolaborasi,” kata Zita.
Jejak Berdaya pada akhirnya tidak hanya menandai perubahan fisik di Kampung Bedeng. Ia menumbuhkan rasa percaya diri, kebersamaan, dan rasa memiliki. Di gang-gang sempit itu, asa dan karya kini menjejak lebih kuat. Sebuah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari kepedulian, kolaborasi, dan mimpi bersama.
Simak rasioo.id di Google News