Ini Sejarah Penemuan Virus di Dunia

 

RASIOO.id – Tahun 2023 membawa harapan baru, apalagi setelah pemerintah mulai memberi sinyal berakhirnya pandemi covid-19 dengan mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pandemi global yang disebabkan Corona virus disease 2019 yang terus bermutasi selama tiga tahun itu meninggalkan banyak sekali cerita dan peristiwa yang berdampak pada kehidupan politik, sosial, ekonomi, hingga budaya.

Hingga saat ini, dari mana virus korona berasal masih menjadi perdebatan. Tapi. yang pasti keberhasilan kita melewati masa sulit itu harus kita syukuri.

Virus memang telah menjadi bagian dari sejarah peradaban hidup manusia. Dalam catatan sejarah, virus dikenali manusia secara ilmiah terjadi pada akhir abad ke 18. Tepatnya pada tahun 1883.

Sejarah Penemuan Virus di Dunia

Melansir dari Rumah Belajar Kemdikbud, pada tahun 1883, ilmuwan asal Jerman yang bernama Adolf Mayer tengah mencari penyebab penyakit mosaik yang menyerang pohon tembakau. Penyakit tersebut menimbulkan hambatan pada pertumbuhan tanaman tembakau hingga kemunculan bercak-bercak pada daunnya.

Mayer lalu mencoba memindahkan penyakit tersebut dari satu tanaman ke tanaman lainnya dengan menyemprotkan getah yang diekstraksi dari daun tanaman sakit ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat ikut terinfeksi penyakit mosaik.

Mayer berusaha mencari mikroba di dalam getah yang menularkan penyakit, namun ia tidak mendapatkan apapun. Mayer menyimpulkan bahwa penyakit mosaik disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil daripada biasanya yang bahkan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1892, Dimitri Ivanowsky yang berasal dari Rusia menguji hipotesis Mayer dengan mengalirkan getah dari daun tembakau yang terinfeksi melalui saringan yang didesain untuk mengambil bakteri. Setelahnya, getah tersebut masih menimbulkan penyakit mosaik.

Ivanowsky menganggap bakteri menjadi penyebab penyakit mosaik tembakau, alasannya karena bakteri tersebut memiliki bentuk yang sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan. Kemungkinan lainnya, bakteri tersebut merupakan toksin yang dapat melewati saringan hingga menimbulkan penyakit.

Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck seorang ahli botani dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi yang ada di dalam getah yang telah disaring dapat berkembang biak. Beijerinck lantas mencoba menyemprot tanaman dengan getah yang telah disaring, setelah tanaman itu terinfeksi mosaik, ia menggunakan getah dari tanaman tersebut untuk menginfeksi tanaman lainnya.

Patogen tersebut pasti sudah bereproduksi, sebab kemampuannya dalam menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer dari tanaman satu ke tanaman lainnya. Padahal, mereka hanya dapat bereproduksi ketika berada di dalam inang yang diinfeksinya.

Sebagai informasi, patogen merupakan sebutan lain untuk parasit yang menimbulkan penyakit pada inangnya.

Agen penyebab penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien di dalam tabung reaksi atau cawan petri. Selain itu patogen tersebut tidak dapat dimatikan oleh alkohol yang bisa membunuh bakteri.

Lalu, di tahun 1935 Wendell Stanley ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi penyakit mosaik yang sekarang dikenal sebagai virus mosaik tembakau (TMV- tobacco mozaic virus).

 

Editor : Ramadhan

Lihat Komentar