RASIOO.id – Tim Khsusus yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bogor berhasil mengungkap 913 calon siswa SMP yang mendaftar melalui jalur zonasi terindikasi memiliki data kependudukan bermasalah alias dipalsukan. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, dari 913 calon siswa SMP ditemukan ada 155 calon siswa yang diduga menggunakan data kependudukan palsu.
“Dilaporkan bahwa ada 913 pendaftar (calon siswa SMP) yang memiliki indikasi bermasalah, dan saat ini sudah dilakukan verifikasi faktual di lapangan sejumlah 763, jadi masih ada sekitar 150 lagi yang masih on progress,” kata Bima Arya, kemarin.
Baca Juga: Timsus Temukan Pendaftar PPDB Tidak Sesuai di Kota Bogor, Bima Arya : Namanya Langsung Dikeluarkan
Dari angka itu sejauh ini, sambung Bima Arya, ada 414 pendaftar SMP jalur zonasi sesuai dan 155 tidak sesuai. Artinya tidak ditemukan nama yang bersangkutan di lokasi yang didatangi sesuai alamat). Bima Arya mengatakan, 913 calon siswa SMP bermasalah itu ditemukan tim khusus yang dibentuk pada Jumat lalu.
“Tim khusus melibatkan Inspektorat, Disdukcapil, Disdik dan para camat di Kota Bogor. Mereka bertugas melakukan verifikasi data kependudukan calon siswa SMP yang mendaftar melalui jalur zonasi,” beber Bima Arya.
Ini semua, beber dia, tentu masih akan dilanjutisampai hari terakhir. Karena pengumuman kelulusan masuk SMP diundur sampai Selasa. Jadi masih ada dua hari ke depan untuk melanjutkannya. Bima Arya meminta, masyarakat agar berperan aktif melaporkan kecurangan terkait proses PPDB online di Kota Bogor, khususnya tingkat SMP yang jadi kewenangan Pemkot Bogor. Ia menduga calon siswa bermasalah lebih dari yang ditemukan tim khusus.
Baca Juga: PPDB Jalur Zonasi Banyak Aduan, Bima Arya : Disdik dan Disdukcapil akan Kita Audit Semua
“Saya minta publik untuk terus menyampaikan seluruh data terjadinya indikasi manipulasi kepada nomor aduan. Jadi Pak Irwan timnya akan terus bekerja untuk merespon aduan warga,” ucap Bima Arya.
Menurut dia, calon siswa pemalsu data kependudukan banyak terjadi di sekolah unggulan dan favorit.
“Ini kebanyakan memang sekolah unggulan ya (terjadi pelanggaran). Jadi semakin SMP itu dipersepsikan favorit, maka angka dugaan angka pelanggarannya semakin tinggi,” tegas Bima Arya.
Sedangkan, Tim Khusus ini baru berkerja untuk yang pertama dan akan terus dimaksimalkan agar tidak ada yang terdzalimi.
Baca Juga: Colodplay Mulyaharja Fest 2023 Kota Bogor Lestarikan Peninggalan Terdahulu
“Jadi jangan sampai anak itu mencari lokasi, bukan prestasi. Itu intinya. Repot kita ini kalau tahun ke tahun perjuangannya mencari lokasi, bukan untuk prestasi,” tutup Bima Arya.