Duet Anies-Cak Imin dalam Pandangan Kiai NU di Jawa Timur

RASIOO.id – Partai NasDem akhirnya menjalin kerjasama politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menghadapi Pemilu 2024  dengan mengusung Anies Baswedan bersama Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pasangan Capres-Cawapres.

Sebagian menduga, pilihan menggandeng PKB dan Cak Imin dapat menutup kekurangan Anies meraih suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sosok Cak Imin juga dikaitkan dengan representasi suara Nahdlatul Ulama (NU). Lalu, benarkah prediksi tersebut?

 

Dosen Pascasarjana UNHASY Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Musta’in Syafi’ie nampaknya pesimis.

Menurut dia, duet Anies – Cak Imin di Pilpres 2024, bakal berat merebut suara warga NU di Jawa Timur. Salah satu faktornya, karena Cak Imin pernah punya catatan buruk lantaran merebut PKB dari tangan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Baginya, duet AMIN atau Anies-Muhaimin biasa-biasa saja. Ia menilai, Cak Imin bukan representasi Islam moderat.

“Rasanya kok biasa-biasa saja. Lagian kalau sosok beliau bukan representasi seorang religius. Kok tidak populer kalau disebut representasi Islam moderat. Beda dengan tokoh keilmuan Islam, misalnya Pak Said Aqil,” ujarnya kepada wartawan.

“Karena Mas Muhaimin bukan sosok keilmuan. Mas Muhaimin saya kira bukan representasi kalau dikesan-kesankan lewat ke-NU-annya itu. Kan orang NU tidak mutlak di PKB,” imbuhnya.

Ia menilai, Cak Imin bukan anak saleh di bidang politik, karena merebut PKB dari Gus Dur secara tidak halal. Sehingga, akan berat bagi pasangan Anies-Cak Imin merebut suara warga nahdliyin di Jatim.

“Kalau tentang Mas Muhaimin ketika di politik itu kan merebut PKB secara tidak halal ya. Dari sisi politik, Mas Muhaimin bukan anak saleh. Karena menyakiti orang tua, Gus Dur kan orang tuanya, pamannya,” bebernya.

“Itu dosa berani kepada orang tua, itu menurut agama rodok ngganjel (agak mengganjal) di tengah-tengah kita (para kiai yang saleh). Meskipun, kira-kira Pak Anies ingin menambal suaranya di Jawa Timur lewat NU. Kalau figurnya Mas Muhaimin saya kira kok berat juga,” tambah Kiai Musta’in.

Berbeda dengan Kyai Musta’in, Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadzik menilai duet Anies-Cak Imin sudah tepat. Karena, Cak Imin sudah sejak lama ingin maju di panggung Pilpres. Sedangkan Anies sudah ada partai yang mendeklarasikannya sebagai capres, yakni Partai NasDem.

“Pandangan saya sudah klop. Karena Pak Muhaimin sudah sejak lama, tapi belum ada yang gandeng. Pak Anies sudah ada yang mendeklarasikan. Walaupun mungkin banyak sekali hal-hal yang bertentangan dan dalam politik tak ada yang abadi, yang abadi kepentingan. Siapa pun yang bisa memberi suara, baik orang saleh, orang jahat, asalkan bisa memberikan suara, nah itulah politik,” terang Kiai Fahmi, dilansir rasioo.id dari detik.com, Kamis 7 September 2023.

Terkait bersatunya Anies sebagai sosok Islam konservatif dan Cak Imin dari Islam moderat, Kiai Fahmi menilai fenomena ini hanya terjadi di bidang politik.

“Hanya dalam politik yang dianggap konservatif dan moderat bisa bersatu. Kalau di bidang aqidah mungkin endak bisa. Pak Anies pribadi menurut saya orang baik ya. Perkara orang di sekelilingnya dulu berseberangan dengan NU, toh sekarang bisa bersatu. Terus kita mau apa kalau sidah begitu?,” ujarnya.

Namun, sebagai kiai yang masuk struktural NU, Kiai Fahmi mematuhi instruksi Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang menyatakan tidak ada capres atau cawapres yang mengatasnamakan NU.

“Artinya, secara struktural kami terikat organisasi. Namun, kiai-kiai kultural bisa jadi ada yang mendukung (Cak Imin), ada yang tidak. Saya pikir untuk urusan satu ini, NU tidak bisa disatukan. Mungkin urusan caleg bisa, tapi urusan politik tentang presiden dan sebagainya dari dulu tidak bisa disatukan. Saya pikir itu biasa di lingkungan NU,” ungkapnya.

Kiai Fahmi berharap, Pemilu 2024 berjalan aman dan damai. Tak ada lagi model kampanye saling menjelekkan satu sama lain. Sebab menurutnya, tidak ada sosok capres dan cawapres yang sempurna. Namun, setiap calon pasti mempunyai kebaikan.

“Saya ingin pemilu berjalan aman, damai, tak ada saling caci maki dan terpilih wakil rakyat yang jujur dan amanah. Juga terpilih presiden dan wapres sesuai harapan kita semua. Kalau pun tak ada yang sempurna, kami berharap yang terpilih bisa membawa Indonesia lebih baik,” tandasnya.

 

Simak rasioo.id di GoogleNews

 

Lihat Komentar