RASIOO.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menjawab keluh-kesah Siti Hasanah, 56 tahun, yang merasakan derita selama 3 tahun hidup di Hunian Sementara (Huntara) di Kampung Nyompong, Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya.
Pemkab Bogor telah mengalokasikan anggaran untuk membangun 258 hunian tetap (huntap) bagi warga Desa Kiarapandak yang perkampungannya tidak lagi bisa ditempati karena bencana banjir bandang dan tanah longsor pada 2020 yang lalu.
Namun, sayangnya, pembangunan huntp belum bisa dimulai karena pemkab terkendala lahan yang cocok untuk merelokasi warga yang kini tinggal di tiga lokasi huntara.
Kepala Bidang Perumahan Dinas Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Dede Armansyah mengatakan, Siti Hasanah, dan penghuni huntara di Desa Kiarapandak, masuk dalam prioritas pembangunan hunian tetap (huntap) tahun 2023.
“Kita relokasi, jadi kalau ada orang yang 3 tahun masih tahan di huntara itu berarti benar-benar ga punya rumah. Kita bangun itu, kita prioritaskan,” kata Dede Armansyah, Selasa 21 Februari 2023.
Baca Juga :
Tiga Tahun Tinggal di Huntara Nyompong, Serasa Berlatih Hidup di ‘Neraka’
Ia menambahkan, secara keseluruhan Pemkab Bogor telah mengalokasikan Rp 155 miliar dari APBD Kabupaten Bogor 2023 untuk membangun 2500 huntap. Dari jumlah tersebut, 258 huntap akan dibangun untuk warga yang tinggal di huntap desa Kiarapandak itu.
“Sekarang korban yang di Kiarapandak itu menghuni di 3 lokasi huntara, di Nangkabeurit, Nyomplong dan Blok limus,” ungkap dia.
Namun, pihaknya mengaku, proses pembangunan huntap itu masih dalam tahap pencarian lahan. Pemkab Bogor sedang berusaha meminta lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang lokasinya berdekatan rumah warga penghuni huntara tersebut.
“Masuk (pembangunan 2023), hanya saja lahannya masih sedang proses, kita mohonkan dari PTPN, yang karena lahan PTPN yang diberikan 52,8 hektar itu bukan di Kiarapandak, adanya sebagian besar yang di desa Cigudeg,” papar dia.
Baca Juga :
Pemkab Akui Lamban Bangun Huntap Korban Bencana Sukajaya
Kendati demikian, ia memastikan Pemkab Bogor sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan tersebut.
“Tapi alokasi Anggarannya sudah ada , sudah masuk,” imbuhnya.
Dede menambahkan, pembangunan 2500 huntap untuk relokasi korban bencana tersebar di 18 desa. Total anggaran yang disediakan sebesar Rp 155 miliar. Anggaran bersumber dari APBD Kabupaten Bogor tahun 2023. Unit huntap yang akan dibangun diperuntukan bagi masyarakat yang terdampak bencana pada tahun 2020 hingga 2022 kemarin.
“Di Kecamatan Sukajaya yaitu desa Sukajaya, Jayaraharja, Cipayung, Pasirmadang, Cisarua, Cileuksa, Kiarapandak, dan Sukamulih, jadi ada 8 desa. Adapun yang di desa Harkat Jaya itu akan kita relokasi ke Cigudeg, jadi 9 desa,” terangnya.
Untuk Kecamatan Nanggung ada enam desa yakni di Desa Nanggung, Cisarua, Curug Bitung, Bantarkaret, Malasari, dan Pangkaljaya.
“Sisanya di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan, Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang dan Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur berarti total 18 desa yang akan dibangunkan huntapnya tahun ini,” ungkap dia.
Dede menyebut, 2500 Huntap itu diberikan alokasi anggaran perunit senilai Rp62 juta hanya untuk pembangunan rumah saja. Selain anggaran untuk pembangunan rumah, anggaran juga dialokasikan untuk land clearing dan cut and fill.
“Karena kita tahu lokasi-lokasi yang dibangun huntap tersebut harus dilakukan pengupasan tanahnya terlebih dahulu agar lebih aman dari resiko longsor,” papar dia. (*)
Reporter : Egi AM
Editor : Ramadhan