RASIOO.id – Dalam rangka mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan dan pengembangan ekonomi di sekitar Exit Tol Serang-Panimbang, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Mathla’ul Anwar Banten (UNMA Banten) yang tergabung dalam kelompok KKN Pasirloa menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Mewujudkan Desa Cerdas Pertanian dan Optimalisasi Pengembangan Ekonomi”.
Acara ini berlangsung di Balai Desa Pasirloa, Kecamatan Sindangresmi, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan serta masyarakat setempat.
FGD ini mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Dr. Nasir, Kepala Bappeda Pandeglang, Dr. Sutoto, serta dua Dekan UNMA Banten. Camat Sindangresmi, Muklis Arifin, juga turut hadir dalam acara ini. Tujuan utama dari FGD ini adalah untuk mengoptimalkan potensi pertanian desa dan memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul seiring dengan adanya exit tol tersebut.
Dalam sambutannya, Dr. Nasir menegaskan bahwa pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Pandeglang.
“Pertanian adalah core business di Pandeglang. Sentra pertanian di Sindangresmi harus mengambil peran strategis dalam lintasan tol Serang-Panimbang. Melalui FGD ini, kami berharap dapat mengintegrasikan teknologi modern dengan praktik pertanian tradisional untuk meningkatkan hasil dan efisiensi,” ujarnya.
Baca Juga: Sinari Pendidikan di Tepian, Jejak-Jejak Cahaya Universitas Mathla’ul Anwar
Camat Sindangresmi, Muklis Arifin, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dan dukungan dari berbagai pihak. “Kami sangat berterima kasih kepada UNMA Banten dan semua pihak yang terlibat. FGD ini adalah langkah awal untuk membangun desa cerdas pertanian yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan memanfaatkan peluang di sekitar exit tol,” katanya.
FGD ini menghadirkan berbagai narasumber yang berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka. Said Ariyan, M.Si, dan Dr. Verliani Dasmara, SE., M.Ak, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNMA Banten, menekankan pentingnya peran aktif desa dalam pembangunan ekonomi.
“Desa perlu berperan aktif dalam perekonomian. Kita harus memanfaatkan potensi lokal untuk menghasilkan produk unggulan seperti keripik talas dan produk olahan lainnya, serta memanfaatkan marketplace digital untuk memperluas pasar,” ujar Dr. Verli.
Eko Supriatno, yang berperan sebagai pemantik FGD, mengungkapkan tantangan dan peluang dalam sektor pertanian.
“Pertanian sering dianggap kurang menarik bagi generasi muda. Namun, dengan teknologi terbaru seperti traktor, drone, dan robot penggiling padi, kita bisa meningkatkan produktivitas dan mengatasi berbagai masalah, seperti kekeringan akibat El Nino dan kegagalan panen,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Kepala Dinas Pertanian memberikan bantuan bibit melon, semangka, dan kangkung kepada mahasiswa KKN untuk dibagikan kepada petani di Sindangresmi. Diharapkan, bantuan ini dapat meningkatkan hasil pertanian dan mendorong petani untuk lebih berinovasi.
Dr. H. Sutoto, S.Pd., M.Si, Kepala Bappeda Kabupaten Pandeglang, menyoroti pentingnya digitalisasi pertanian dan pembentukan UMKM sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi.
“Sawah adalah modal dasar dalam bisnis pertanian di Pandeglang. Kita harus mengoptimalkan teknologi digital dan membentuk UMKM yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah ini,” tegasnya.
FGD ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang aktif, di mana peserta menyampaikan berbagai pertanyaan dan masukan terkait pengelolaan pertanian dan pengembangan ekonomi. Melalui diskusi ini, diharapkan muncul ide-ide inovatif dan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta memanfaatkan peluang ekonomi di sekitar Exit Tol Serang-Panimbang.
Dengan komitmen dari semua pihak, diharapkan Pasirloa dan Sindangresmi dapat menjadi contoh desa cerdas pertanian yang sukses dan mandiri secara ekonomi, serta dapat mewariskan keberhasilan ini kepada generasi mendatang.
Simak rasioo.id di Google New