RASIOO.id – Perebutan sembilan kursi DPR RI di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat 5 penuh dinamika. Penetapan hasil pemilu 2024 yang diketuk KPU Kabupaten Bogor, Rabu 6 Maret 2024 lalu, masih menyisakan sejumlah soal mengganjal.
Masalah paling jadi sorotan, adanya dugaan penggelembungan suara yang berpengaruh terhadap selisih perolehan suara partai yang memperebutkan kursi terakhir atau kursi kesembilan.
Demokrat dan PPP berselisih tegang terhadap hasil rekapitulasi penghitungan di Kecamatan Gunung Putri. Di lumbung suara Partai Demokrat itu, PPP yang menjagokan Elly Yasin merasa dirugikan terhadap kesimpulan akhir hasil penghitungan.
Bahkan, beberapa jam sebelum pimpinan rapat pleno KPU mengetuk palu, PPP masih keberatan dan meminta penghitungan ulang setidaknya pada 500 TPS dari Kecamatan Gunung Putri, yang sejak rapat pleno di kecamatan banyak didebat saksi-saksi.
Baca Juga : Oknum Caleg DPR RI Diduga Gelembungkan Suara di Gunung Putri Bogor, KPU dan Bawaslu Kemana?
Namun, Ketua KPU Kabupaten Bogor, M Adi Kurnia tak bergeming lagi. Dia tidak memuluskan permintaan itu. Palu diketuk, sehari setelah batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan rangkaian rapat pleno berakhir. Rapat Pleno di Grand Ussu pada Rabu 6 Maret 2024 siang itu, meninggalkan sejumlah keberatan pihak-pihak yang akan mendebat lagi pada rapat KPU di Bandung. Golkar dan Hanura ajukan banding dengan soal-soal beda yang jadi argumen mereka. Beda juga dengan soal yang mengganjal “hati” PPP.
Singkat kata, untuk kasus kursi kesembilan DPR RI, hasil akhir membuat PPP selisih kurang 9.717 suara dari Partai Demokrat yang mengoleksi 178.680 suara. Kursi kesembillan dikantong Demokrat untuk Anton Sukartono Suratto yang meraih 58.033 suara caleg.
Namun, di Bandung, Jawa Barat, situasinya mungkin saja bisa berubah. Petahana PPP Elly Yasin yang meraih 99.546 suara caleg punya peluang tipis untuk jadi. PPP total meraih 168.963 suara dan merasa “dicurangi” di Gunung Putri. Dugaan penggelembungan suara masuk dalam “kontainer” berkas hasil pleno KPU Kabupaten Bogor yang telah diangkut ke Provinsi. Dugaan adanya kasus itu, kini jadi sorotan Bawaslu RI.
Kesimpulannya, kursi kesembilan atau kursi terakhir di dapil Jabar 5, belum “ajeg” betul siapa yang akan menjadi pemiliknya. Penentuan siapa berhak “duduk”, nampaknya masih akan melewati perdebatan sengit di Rapat Pleno KPU Provinsi Jawa Barat.
Bawaslu RI Turun Tangan
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengatakan dirinya akan turun langsung mengecek dugaan penggelembungan suara Caleg DPR RI dari partai Demokrat tersebut.
“Kabupaten Bogor? Kami cek ya Kabupaten Bogor, ya,” kata Bagja, kepada wartawan di Jakarta, Kamis 7 Maret 2024.
Bagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Oleh sebab itu, Bagja mengaku telah memberikan arahan kepada jajaran Bawaslu di bawah terkait dengan dugaan penggelembungan suara tersebut.
“Jadi, arahan kami perbaiki sesuai C Hasil, rekomendasi kepada teman-teman KPU (Komisi Pemilihan Umum). Jadi, tidak boleh keluar dari C Hasil itu yang harusnya dilakukan oleh teman-teman,” ujarnya.
Sementara itu, Bagja mengatakan bahwa terdapat kejanggalan pada beberapa daerah lainnya selain yang terjadi di Kabupaten Bogor.
Pertarungan Sengit
Tanpa mengenyampingkan persoalan mengganjal itu, pertarungan caleg memperebutkan 9 kursi DPR RI di Dapil Jabar 5 memang terbilang sengit dan penuh kejutan.
Kejutan pertama datang dari Ravindra Airlangga. Caleg muda partai Golkar nomor urut 1 itu, tak dikira menjadi peraup suara paling banyak dari semua caleg yang berkontestasi di dapil itu. Ravindra memperoleh 152.168 suara dari semua caleg yang bertarung “memulung” suara rakyat di dapil itu.
Jumlah suara yang dikumpulkan Ravindra sekaligus mematahkan dominasi Fadli Zon yang dari pemilu ke pemilu selalu meraih suara terbanyak di daerah berjuluk dapil neraka tersebut. Suara Fadli Zon masih besar. Dia masih “sakti” meyakinkan masyarakat menjatuhkan pilihan kepadanya. Buktinya perolehan Fadli masih sangat tinggi. Dia meraup 149.258 suara. Namun, Ravindra kali ini memang tidak terbendung.
Baca Juga : Ravindra Airlangga Resmi Kembali Melenggang ke Senayan hasil Pleno KPUD Kabupaten Bogor
Meski jumlah suara Fadli Zon dikalahkan Ravindra, situasinya tidak lantas menggeser dominasi Partai Gerindra sebagai juara Jabar 5. Gerindra mengoleksi total 540.003 atau 18,81% dari total suara pemilih. Sedangkan Golkar tehenti di angka 438.708 atau 15,28 % dari jumlah total suara pemilih.
Atas perolehan itu, Gerindra mengamankan dua kursi untuk kadernya. Kursi pertama jatah Fadli Zon dan sisanya menjadi milik Marlyn Maisarah caleg Gerindra nomor urut 3. Peraih 82.478 suara itu menggeser petahana, Mulyadi yang hanya mengoleksi 66.728 suara caleg. Mulyadi masih punya harapan jadi lagi. Tentu saja, harapan itu bisa wujud kalau saja Prabowo Subianto yang akan dilantik menjadi presiden mengangkut Fadli Zon masuk barisan kursi kabinet.
Sedangkan Golkar yang menempati urutan kedua perolehan suara di Jabar 5, hanya mendapat jatah satu kursi dengan sisa 146.236 suara. Pendatang baru Golkar, Apriyadi Malik yang maju dengan nomor urut 2 punya kontribusi besar atas membengkaknya perolehan suara. Apriyadi meraih 109.503 suara untuk partai Golkar.
Kejutan juga datang dari Partai NasDem. Kehadiran Asep Wahyu Wijaya dalam daftar caleg yang ditarungkan NasDem mampu mendongkrak perolehan suara. NasDem mengoleksi 199.776 suara, dan Asep Wahyu menyumbang 63.902 suara. NasDem mengamankan kursi ketujuh dan akan diduduki oleh bekas politisi Partai Demokrat tersebut.
Sementara itu, PKS menghadirkan wajah baru. Achmad Ru’yat yang berangkat dari kursi DPRD Jawa Barat, menggeser Fahmy Alaydroes yang merupakan petahana PKS di dapil itu. Ru’yat memperoleh 92.775 suara, sementara Fahmy hanya 69.790 suara.
Lain lagi dengan PKB yang moncer pada gelaran kali ini. Partai pengusung Cak Imin sebagai cawapres itu, perolehan suaranya naik signifikan. PKB aman dikursi kelima. Tak tegang lagi seperti Pemilu 2019 lalu memperebutkan kursi terakhir. PKB mengoleksi 253.362 suara yang 100.656 disumbang dari Tommy Kurniawan, yang akan menduduki bangku senayan lagi dari dapil itu.
PDIP yang terpuruk perolehan suara pilpres, masih tokcer untuk kelasan Pileg DPR RI di dapil Jabar 5. Mengandalkan Adian Napitupulu dan kehadiran artis Anang Hermansyah serta Mantan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad membuat PDIP berhasil mengamankan kursi kelima. Satu kursi tersebut menjadi hak Adian yang kali ini memperoleh 87.288 suara. Sementara Anang dan Mochtar masing-masing meraih 39.086 suara untuk Anang dan 7.710 untuk Mochtar.
Sementara PAN yang juga langganan dapat kursi di dapil 5, juga aman. Kursi PAN masih digenggam erat oleh Primus Yulistiyo. Artis pemeran Panji Manusia Milenium itu memperoleh 128.892 suara caleg. Jumlah itu lebih dari setengh perolehan total suara PAN sebesar 228.732 suara.
Berikut daftar Caleg Peraih Kursi Dapil 5 DPR RI Periode 2024-2029
- Fadli Zon (Gerindra) 540.003 suara
- Ravindra Airlangga (Golkar) 438.708 suara
- Achmad Ru’yat (PKS) 363.979 suara
- Tommy Kurniawan (PKB) 253.632 suara
- Adian Napitupulu (PDIP) 245.667 suara
- Primus Yulistisio (PAN) 228.732 suara
- Asep Wahyu Wijaya (NasDem) 199.776 suara
- Marlyn Maisarah (Gerindra) 180.001 suara
- Anton Sukartono Suratto (Demokrat) 178.680 suara
Dapil Jabar V DPR RI : Kabupaten Bogor
Simak rasioo.id di Google News