Abdullah bin Zubair: Pejuang Prinsip dalam Sejarah Islam

 

RASIOO.id – Dalam sejarah peradaban Islam, banyak tokoh yang muncul dan meninggalkan jejak mendalam. Salah satunya adalah Abdullah bin Zubair, seorang figur yang dikenal karena keberaniannya berjuang sesuai dengan prinsip agama dan moralnya, meskipun harus menghadapi tekanan politik yang berat.

Abdullah bin Zubair, atau lebih dikenal sebagai Ibnu Zubair, lahir pada tahun 622 M di Madinah. Ia merupakan anak dari Zubair bin Awwam, sahabat dekat Nabi Muhammad, dan Asma binti Abu Bakar, putri dari Abu Bakar as-Siddiq, khalifah pertama Islam.

Ibnu Zubair tumbuh dalam lingkungan yang sangat dekat dengan perkembangan awal Islam. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang pemberani, tegas, dan religius, didukung oleh komitmen kuat keluarganya terhadap Islam, yang membentuk kepribadiannya.

Setelah wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, kekhalifahan Islam beralih ke dinasti Umayyah di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan. Ketika Muawiyah meninggal pada tahun 680 M, putranya Yazid diangkat sebagai khalifah.

Baca Juga: Lafal Takbiran Idul Fitri Lengkap: Tradisi Bersejarah yang Mewarnai Hari Kemenangan

Namun, Ibnu Zubair menolak mengakui kekhalifahan Yazid dan mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah di Mekah. Penolakannya terhadap Yazid memicu konflik besar dengan dinasti Umayyah, meski Ibnu Zubair mendapat dukungan dari berbagai wilayah Islam seperti Madinah, Mesir, dan Irak.

Ia mendirikan kekuasaannya di Mekah dan berupaya menerapkan pemerintahan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Situasi semakin memanas setelah kematian Yazid pada tahun 683 M, yang mengakibatkan kekacauan di dalam kekhalifahan Umayyah. Abdullah bin Marwan, khalifah Umayyah berikutnya, berusaha merebut kembali wilayah-wilayah yang mendukung Ibnu Zubair.

Pada tahun 692 M, Abdul Malik, penguasa Umayyah, mengirim pasukan yang dipimpin oleh Hajjaj bin Yusuf untuk mengepung Mekah. Pengepungan ini berlangsung lama dan dalam kondisi yang sangat sulit. Ibnu Zubair dan para pengikutnya bertahan di sekitar Ka’bah dengan keteguhan hati yang luar biasa.

Pada akhirnya, Ibnu Zubair gugur dalam pertempuran melawan pasukan Umayyah, yang menandai berakhirnya perlawanan terhadap dinasti tersebut. Meski perjuangannya berakhir dengan kekalahan militer, Ibnu Zubair dihormati karena keberaniannya dalam melawan penguasa yang ia anggap tidak sah.

Kematian Ibnu Zubair menjadi titik akhir dari salah satu periode perlawanan terhadap dinasti Umayyah, tetapi semangat juangnya terus dikenang dalam sejarah Islam sebagai simbol keberanian dan keteguhan prinsip.

 

 

 

Simak rasioo.id di Google News

Jangan Lewatkan

Lihat Komentar