RASIOO.id – Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak di Kota Tangerang mengalami penurunan dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg yang digelar Februari 2024. Mantan Ketua KPU Kota Tangerang periode 2018-2023, Ahmad Syailendra, membeberkan sejumlah faktor yang memengaruhi tren ini.
“Terjadi penurunan partisipasi pemilih dari Pileg dan Pilpres sebelumnya. Ada banyak faktor yang menjadi indikasi penurunan ini,” ungkap Ahmad Syailendra, yang akrab disapa Indra, pada Sabtu, 30 November 2024.
Baca Juga: Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Anjlok, KPU Bogor Salahkan Paslon hingga Jarak TPS
Faktor Penurunan Partisipasi
Indra, yang juga dikenal sebagai pengamat kebijakan publik, menyebut beberapa penyebab utama.
Pertama, kejenuhan pemilih. Menurut dia, pemilih dinilai jenuh setelah mengikuti Pileg dan Pilpres yang berlangsung di tahun yang sama.
Kedua, lanjut dia, minimnya sosialisasi di masa tenang. Menurut Indra, tidak adanya kegiatan woro-woro di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada masa tenang juga turut memengaruhi.
Kemudian yang ketiga, kurangnya intensitas debat kandidat.
“Debat kandidat yang hanya digelar dua kali, dibandingkan idealnya tiga kali, dinilai mengurangi daya tarik Pilkada,” kata dia.
Keempat, lanjut dia, kampanye kurang menarik. Strategi kampanye pasangan calon dianggap kurang kreatif dan tidak mampu menggugah antusiasme masyarakat untuk datang ke TPS.
Selain itu, pemetaan dan lokasi TPS.
Penyusutan jumlah TPS dari Pileg dan Pilpres sebelumnya menyebabkan beberapa lokasi TPS dianggap terlalu jauh dan menyulitkan pemilih.
“Dari sampel TPS yang saya pantau, partisipasi hanya sekitar 60%. Ini jelas lebih rendah dibandingkan Pilkada 2018, yang meski diwarnai calon tunggal, mampu mencapai 70%,” tambahnya.
Saran untuk Perbaikan
Indra menekankan pentingnya evaluasi internal oleh KPU dan peran aktif pemerintah daerah dalam meningkatkan partisipasi pemilih.
“KPU perlu melakukan evaluasi menyeluruh di internalnya. Pemerintah daerah juga harus turut serta mengambil bagian untuk mendongkrak partisipasi pemilih ke depan,” tutupnya.
Laporan ini menjadi catatan penting bagi semua pihak terkait untuk memperbaiki strategi dan menciptakan Pilkada yang lebih inklusif dan menarik bagi masyarakat.
Simak rasioo.id di Google News